Lumajang, – Setelah mengalami fluktuasi harga yang cukup tajam beberapa pekan terakhir, harga cabai di Kabupaten Lumajang mulai menunjukkan tanda-tanda stabil.
Program ini difokuskan pada dua komoditas utama, yakni cabai rawit dan cabai merah besar, dengan wilayah prioritas di Kecamatan Sumbersuko, Pasrujambe, Senduro, Lumajang, dan Kunir. Tujuannya adalah untuk mengontrol pasokan cabai dari hulu agar lebih konsisten, sekaligus menjaga kualitas hasil panen.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Hendra Suwandaru, menjelaskan pembentukan klaster memungkinkan pemerintah daerah dan petani untuk bekerja lebih sistematis dalam menghadapi tantangan pertanian, termasuk penyakit tanaman dan cuaca ekstrem.
“Dengan adanya klaster, produksi cabai bisa lebih terkontrol. Harga jadi lebih stabil karena pasokan ke pasar tidak terganggu secara tiba-tiba,” kata Hendra, Minggu (12/10/25).
Selain menjaga kestabilan harga, sistem klaster juga mempermudah pengawasan terhadap kualitas produksi dan pengendalian hama secara terpadu.
“Beberapa jenis hama dan penyakit seperti petek, antraknosa, dan layu fusarium, yang sebelumnya kerap menyebabkan kerusakan besar, kini lebih cepat terdeteksi dan tertangani berkat kerja sama antara petani dalam satu kawasan,” jelasnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, per 1 Oktober 2025, harga cabai di tingkat konsumen sempat menyentuh Rp50.000/kg untuk cabai merah besar dan Rp45.000/kg untuk cabai rawit merah.
Namun, hingga 9 Oktober 2025, harga kembali stabil di kisaran Rp50.000/kg (cabai merah besar), Rp40.000/kg (cabai merah keriting), dan Rp35.000/kg (cabai rawit merah) di beberapa pasar utama seperti Pasar Baru, Pasar Sukodono, dan Pasar Pasirian.
Ketua Kelompok Tani Awan Gono di Kecamatan Senduro, Sulkhan Maarif, mengaku merasakan langsung manfaat dari program klaster ini.
“Kami jadi lebih mudah bertukar informasi, terutama soal penanganan hama dan teknik tanam. Hasil panen lebih bagus, dan harga di pasar tidak bergejolak seperti sebelumnya,” katanya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra