Probolinggo,- Mainan remote control (RC) biasanya identik dengan anak-anak. Namun, di Probolinggo, justru orang dewasa yang memainkannya.
RC yang dimainkan bukan sekadar mobil biasa, melainkan mobil RC offroad yang dimainkan dengan cara unik, yakni di alam terbuka.
Komunitas pecinta RC offroad ini menamakan diri TRC Adventure Probolinggo. Salah satu agenda mereka adalah menjajal medan ekstrem di lereng Pegunungan Bromo dengan mobil-mobil RC yang tampak seperti versi mini mobil offroad sungguhan.
Salah satu lokasi yang kerap dipilih adalah area wisata Mata Air Tirto Ageng, Kecamatan Lumbang. Sebelum memulai petualangan, mobil RC offroad dipasangi berbagai aksesori seperti ban besar, sekop mini, jeriken, tali prusik, hingga tenda kecil untuk simulasi berkemah.
Petualangan dimulai dengan mengendalikan mobil RC menembus jalur hutan, menyusuri tebing curam, dan melewati lintasan berbatu. Keterampilan dan ketangkasan para pengendali sangat dibutuhkan agar mobil tidak terguling serta mampu melewati berbagai rintangan.
Dari beberapa lintasan, jalur berlumpur dan sungai berarus deras menjadi tantangan tersulit. Pada trek ini, kemampuan para driver benar-benar diuji. Sedikit kelengahan bisa membuat mobil RC terjebak lumpur atau hanyut terbawa arus.
Harga mobil RC offroad ini bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga belasan juta, tergantung aksesori dan modifikasi yang dipasang. Rata-rata mobil RC milik anggota komunitas sudah mengalami modifikasi khusus medan ekstrem.
Ketua TRC Adventure Probolinggo, Alfian Reza, menjelaskan, komunitas ini sejatinya baru terbentuk, namun antusiasme penghobi RC offroad di Probolinggo cukup tinggi. Sejak berdiri, komunitas rutin berkumpul sebulan sekali dengan melibatkan keluarga.
“Rata-rata anggota adalah penghobi RC offroad. Jadi selain jadi ajang tukar informasi, kegiatan ini juga menjadi sarana silaturahmi,” ujar Alfian Reza, Senin (19/9/25).
Ajang Silaturrahim
Komunitas yang beranggotakan sekitar 20 orang ini berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari pekerja swasta, karyawan perusahaan, pengacara, hingga wiraswasta.
“Meski dari berbagai profesi, alhamdulillah semua kompak dan saling mendukung,” tambah Alfian.
Meski hobi ini terbilang mahal, istri dan anak justru memberikan dukungan penuh. Bahkan, mereka sering menemani dan ikut bermain saat komunitas mengadakan kegiatan.
Istri salah satu anggota komunitas, Halimatus Sakdiyah menyebut, awalnya suaminya membeli RC secara diam-diam. Namun setelah mengetahui kegiatan ini positif, ia mendukung penuh hobi tersebut.
“Awalnya suami beli diam-diam, tapi akhirnya saya dukung karena hobi ini positif dan tidak mengarah ke hal negatif. Justru kami sekeluarga ikut senang setiap kali ada kegiatan,” tuturnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra