Lumajang, – Ancaman keselamatan lalu lintas di wilayah Daerah Operasi (Daop) 9 PT Kereta Api Indonesia (KAI) kian nyata. Dari total 311 perlintasan sebidang yang membentang dari Banyuwangi hingga Pasuruan, sebanyak 122 titik diketahui tidak memiliki penjaga.
Ketidakterjagaan ini menimbulkan risiko besar. Hingga September 2025, telah terjadi 15 kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang di wilayah ini.
“Paling banyak terjadi di Probolinggo sebanyak 6 kali, disusul Jember dan Banyuwangi masing-masing 4 kali, serta Pasuruan 1 kali,” kata Cahyo Widiantoro, Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Minggu (28/9/25).
Daerah dengan jumlah perlintasan tidak terjaga terbanyak adalah Jember (52 titik), diikuti Banyuwangi (29), Lumajang (18), Probolinggo (18), dan Pasuruan (5).
“Total ada 21 titik yang kami tingkatkan aspek keselamatannya. Tapi kami akui, ini belum cukup,” jelas Cahyo.
Dengan jumlah perlintasan yang sangat banyak dan tersebar luas, KAI mengakui tidak bisa mengatasi persoalan ini sendiri. Kolaborasi dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga terkait mutlak diperlukan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati, berhenti sejenak, dan memastikan tidak ada kereta sebelum melintas. Keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” jelasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra