Probolinggo,- Jika anak seusianya tengah menikmati masa-masa pertumbuhan dengan ceria, tidak demikian halnya dengan Elena Najma Azkayla. Bocah berusia 3 tahun ini justru harus berjuang melawan penyakit langka yang menggerogoti tubuhnya.
Anak dibawah lima tahun (balita) yang tinggal di Dusun Krajan, RT/001 RW/001 Desa Bago, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur didiagnosa menderita Sindrom Proteus, penyakit langka yang jarang ditemukan.
Sindrom Proteus ini disebut-sebut hanya ada kasustik di Indonesia. Salah satunya yang kini dirasakan Elena, anak pasangan suami istri (pasutri) Gilang Ramadhan dan Haliyatul Imamah.
Penyakit ini membuat Elena hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Ia pun pasrah harus menjalani aktifitas hari-harinya dengan segala keterbatasan.
Ayah Elena, Gilang menyebut, kondisi ekonomi keluarga yang sangat terbatas, membuat penyakit yang diderita Elena tidak bisa ditangani maksimal melalui perawatan medis.
Menurut Gilang, ia pernah mengajukan K3S (Kartu Kesehatan Sejahtera) pada 10 Agustus 2024 melalui bidan desa. Namun hingga kini, pengajuan kartu untuk mendapatkan bantuan layanan kesehatan dari otoritas setempat itu belum jelas nasibnya.
“Sempat diajukan K3S ulang oleh bidan desa pada tanggal 10 Agustus 2024 lalu, tapi sampai sekarang belum ada tindaklanjut,” cerita Gilang, Jumat (26/9/2025).
Sebagai usaha lain, Elena sempat dirawat di Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya. Saat itu, dokter menyarankan agar Elena mengkonsumsi susu Nutrinidrink untuk membantu pemulihan.
Namun, keluarga ini terkendala ketersediaan keuangan untuk memperoleh susu tersebut, sementara Puskesmas Bago hanya merekomendasikan susu SGM Ananda.
Gilang sempat menanyakan bantuan susu yang disarankan oleh rumah sakit, namun jawaban yang diterima justru tidak sesuai yang diharapkan.
“Saya tanya bantuan susu yang disarankan oleh dokter rumah sakit Soetomo, namun tidak ada katanya. Jadi, selama ini tidak ada bantuan apapun dari Puskesmas dan dari Dinas Kesehatan,” imbuh Gilang.
Kini, di dalam rumah sederhana milik kedua orang tuanya, Elena hanya mendapatkan perawatan sederhana. “Kami pasrah, karena kondisi ekonomi kami memang terbatas,” ucap Gilang.
Gilang berharap, ditengah keterbatasan ekonomi keluarga, anaknya tetap bisa mendapatkan perawatan medis layak sehingga bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra