Lumajang, – Musibah tak selalu membawa duka semata. Bagi warga empat desa di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, runtuhnya jembatan penghubung di Desa Kandangan justru menjadi pemantik semangat untuk saling bahu-membahu. Ketika jembatan beton runtuh, semangat gotong royong justru berdiri tegak.
Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Senduro dan Kecamatan Gucialit itu ambrol ke Sungai Kali Tutur, Jumat (19/9/25) siang sekitar pukul 11.30 WIB, setelah dua hari diguyur hujan lebat. Sejak Kamis sore (18/9/25), pondasi bagian barat jembatan sudah mulai ambrol karena derasnya arus sungai.
Warga sempat menutup akses bagi kendaraan roda empat, sementara roda dua masih diperbolehkan melintas dengan hati-hati. Namun kondisi makin memburuk, hingga akhirnya badan jembatan miring dan jatuh ke sungai.
Tanpa menunggu lama, warga dari empat desa terdampak seperti Kandangan, Cempoko Ayu, Bedayu, dan Bedayu Talang, turun tangan membangun jembatan darurat dari bambu.
Proses pembangunannya melibatkan gotong royong lintas dusun dan usia. Para pemuda, petani, tokoh masyarakat, hingga perangkat desa turut serta.
Sanidin warga Desa Kandangan menyampaikan, pembangunan sementara jembatan, sengaja dibuat guna membuat jalur khusus kendaraan roda dua.
“Alhamdulillah kami dari empat desa ini tetap kompak, dan semangat bersama untuk membangun jembatan darurat ini,” kata Sanidin, Sabtu (20/9/25).
Senada dengan Sanidin, Rifki, warga Kandangtepus mengungkapkan, pembangunan jembatan darurat memang sengaja dibuat. Tujuannya agar warga tidak ambil jalan memutar untuk pergi ke pasar maupun ke Pura Mandhara Giri Semeru Agung.
Kepala Desa Kandangtepus, Suryadi mengatakan, warga dari tiga hingga empat desa datang dengan semangat tinggi untuk membangun akses alternatif.
“Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias. Ini bukan sekadar kegiatan membangun jembatan, tapi membangun solidaritas,” ujarnya.
Tak hanya bambu yang disusun dengan hati-hati, warga juga berencana memasang lampu penerangan agar akses tetap aman saat malam.
“Alhamdulillah, akses jalan malam hari nanti juga bisa tetap digunakan,” tambah Suryadi. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra