Lumajang, – Pemerintah sejumlah daerah di Indonesia mengambil langkah cepat dan tegas menghadapi situasi keamanan yang tengah memanas.
Salah satunya adalah keputusan untuk memberlakukan sekolah daring (online) mulai 1 hingga 4 September 2025, termasuk di Kota Surabaya, menyusul dua hari terakhir yang diwarnai aksi demonstrasi besar-besaran.
Langkah ini ditempuh sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi risiko bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan.
Situasi yang mencekam akibat demonstrasi yang terus berlangsung, terutama di kawasan strategis seperti Surabaya, membuat aktivitas belajar tatap muka dinilai tidak aman untuk sementara waktu.
Namun hal itu berbeda dengan Kabupaten Lumajang. Pasalnya daerah Kota Pisang itu masih memberlakukan belajar secara tatap muka.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati menegaskan, sekolah dan pelayanan publik di wilayahnya tetap berjalan normal.
“Kami sudah menyampaikan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan kondusivitas di Lumajang. Semua pihak diminta bergandengan tangan,” katanya, Senin (1/9/25).
Bupati mengimbau, mahasiswa dan pekerja agar tidak terprovokasi dan tetap menjalankan aktivitas masing-masing sesuai peran dan tanggung jawab.
“Mahasiswa tetap belajar, pekerja tetap bekerja. Tidak perlu pulang jika situasi di tempat kerja masih aman,” tambahnya.
Di tengah derasnya arus informasi dan potensi disinformasi yang beredar selama demonstrasi, masyarakat diharapkan tetap tenang dan berpegang pada peran sosial masing-masing.
“Begitu juga bagi warga Lumajang yang bekerja di luar kota, tetap bekerja seperti biasa. Kalau situasi masih aman di tempat kerja, tidak perlu pulang,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra