Menu

Mode Gelap
Mobilitas Warga Tersendat, DPRD Jember Desak Perbaikan Jalur Gumitir Dipercepat Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi Getuk Goreng Merah Putih khas Bromo Sambut Euforia Kemerdekaan HUT RI ke-80 Ekskavator yang Dikabarkan Hilang di Lumajang Ditemukan di Bojonegoro Terima Uang Rp20 Juta, Tiga Oknum LSM LBSI Diciduk Polisi Polres Lumajang Tangkap Dua Pencuri Meteran Air, Dua Lainnya Buron

Lingkungan · 16 Agu 2025 19:55 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi


					PROTES: Pengibaran Bendera Merah Putih di Bukit Perbatasan Probolinggo-Situbondo (atas PLTU Paiton) oleh Koalisi Masyarakat Sae Patenang, Sabtu (16/8/25) sore, sembari menyampaikan protes kerusakan lingkungan. (foto: Ali Ya'lu).
Perbesar

PROTES: Pengibaran Bendera Merah Putih di Bukit Perbatasan Probolinggo-Situbondo (atas PLTU Paiton) oleh Koalisi Masyarakat Sae Patenang, Sabtu (16/8/25) sore, sembari menyampaikan protes kerusakan lingkungan. (foto: Ali Ya'lu).

Probolinggo,– Momentum jelang puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di kawasan Tol Probolinggo – Banyuwangi (Probowangi) diwarnai aksi protes oleh sekelompok warga, Sabtu (16/8/25) siang.

Warga yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Sae Patenang bersama RPH Kabuaran KPH Perhutani Probolinggo menggelar aksi simbolik. Mereka mengibarkan bendera merah putih diatas bukit, tepat di wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo – Situbondo.

HORMAT: Koalisi Sae Patenang melakukan hormat bendera secara simbolik sembari protes kerusakan lingkungan di kawasan proyek Tol Probowangi. (foto: Ali Ya’lu).

Di balik penghormatan kepada sang merah putih, tersirat pesan perlawanan terhadap perusakan lingkungan yang diduga terjadi akibat aktivitas Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Probowangi.

Koordinator Koalisi Masyarakat Sae Patenang, Syarful Anam mengatakan, hutan yang dikelola Perhutani kini rusak parah akibat aktivitas penimbunan material proyek yang dilakukan secara sembarangan.

“Jangan mentang-mentang proyek ini dikelola BUMN, lalu bertindak sewenang-wenang terhadap hutan. Banyak pohon-pohon milik perhutani yang ditimbuni material proyek, itu jelas merusak ekosistem,” katanya.

Menurut Syarful, proyek jalan tol secara konstan telah menyebabkan ekosistem yang awalnya alami, kini rusak. Ia menuntut agar pihak kontraktor segera mengambil langkah korektif untuk menghentikan aktivitas demi menghindari kerusakan lebih luas.

“Kami beri waktu tiga hari sejak sekarang untuk menertibkan kondisi ini. Jika pengrusakan tetap dibiarkan, kami akan menuntut penghentian total proyek ini di area yang terdampak. Kami minta kepada BUMN, tolong berakhlakul karimah kepada hutan kita, bumi kita,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten Perhutani RPH Kabuaran KPH Probolinggo, Mahludin mengatakan, proyek pembangunan jalan tol tersebut memang berdampak pada kawasan hutan yang dikelola Perhutani.

Ia menyebut, sekitar 42,7 hektare lahan milik Perhutani telah masuk dalam area terdampak proyek dan sudah melalui proses perizinan.

Namun, kerusakan terjadi karena pelaksana proyek seringkali melampaui batas-batas yang telah ditentukan. Bahkan rambu-rambu yang telah dipasang oleh Perhutani sebagai penanda batas kawasan, sering diterobos begitu saja.

“Kami sudah berulang kali berkoordinasi di lapangan. Tapi tetap saja rambu-rambu kami diterobos. Akibatnya, pohon-pohon kami banyak yang rusak, termasuk pohon jati, mahoni, hingga kesambi,” beber Mahludin.

Ia menambahkan, kerusakan tersebut bukan karena pohon yang ditebang, melainkan tertimbun oleh material bongkaran proyek, seperti tanah, batu, dan puing-puing konstruksi lainnya.

Jumlah pohon yang terdampak pun disebut sudah mencapai puluhan ribu batang, yang sebagian besar sebelumnya masih dalam kondisi sehat.

“Seperti kita berdiri saat ini, di bawah ini ada pohon-pohon yang sudah tertimbun oleh material proyek,” Mahludin memungkasi. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ingat! Mulai 10 Agustus 2025, Pasar Minggu Kota Probolinggo Pindah ke Jalan Suroyo

8 Agustus 2025 - 19:52 WIB

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Trending di Lingkungan