Menu

Mode Gelap
Pemkab Jember Kekurangan SDM, Target Peningkatan Populasi Sapi Terancam Gagal Tanpa Identitas dan Pakaian, Pria Ini Ditemukan Tewas di Pantai Selatan Lumajang Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru Warga Pilang Kota Probolinggo Ditemukan Tewas Setelah Berhari-hari Mengurung Diri di Kamar Pacar Didekati Pria Lain, Pemuda Asal Winongan Ditangkap Bawa Pedang ke Warung Kopi Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

Budaya · 28 Jul 2025 18:00 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan


					Tradisi ujung di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Lumajang. (Foto: Asmadi). Perbesar

Tradisi ujung di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Lumajang. (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Tradisi tahunan sedekah desa yang digelar di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang bukan sekadar ritual budaya biasa. Bagi masyarakat setempat, prosesi ini adalah bagian penting dari warisan leluhur dan dipercaya sebagai bentuk tolak bala untuk menjaga keselamatan warga.

Kepala Desa Kandangan, Jumanang menyampaikan, rangkaian tradisi seperti ujub, romodukun, ujung, remok, dan keleweran merupakan unsur wajib dalam sedekah desa.

“Itu memang adatnya seperti itu. Kalau tidak ada ujung, nanti kadang-kadang ada yang kesurupan,” ujarnya, Senin (28/7/25).

Ritual ujung yang biasanya melibatkan adu kekuatan dengan senjata tradisional dianggap sebagai simbol pembersihan dan penjagaan spiritual desa.

Sementara ujub dan promodukun merupakan doa-doa dan laku spiritual yang dipimpin oleh tokoh adat atau dukun desa untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari gangguan gaib. Menurut Jumanang, kepercayaan ini telah hidup sejak lama.

“Biar katanya orang Jawa itu sekirwala selamat lah, intinya. Tradisi ini juga dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur, termasuk nenek moyang yang disebut nenek musyahidat,” katanya.

Setiap tahun, warga dari berbagai penjuru desa turut serta dan menyaksikan jalannya prosesi yang berlangsung khidmat dan penuh simbolisme. Tak sedikit juga yang datang dari luar desa untuk menyaksikan langsung, bahkan turut serta dalam tradisi spiritual tersebut.

“Bukan hanya warga sini saja yang datang, warga dari luar desa ini juga datang untuk menyaksikan serta ikut serta dalam pertunjukan ini,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Trending di Budaya