Lumajang, – Acara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang tak hanya menjadi ritual sakral tahunan umat Hindu. Peristiwa spiritual ini juga menjadi penggerak roda ekonomi warga sekitar
Selama 11 hari pelaksanaan Piodalan, jumlah kunjungan umat Hindu melonjak drastis. Rata-rata lebih dari 1.500 orang per hari datang dari berbagai daerah, terutama dari Bali, untuk mengikuti sembahyang dan prosesi keagamaan.
Tingginya kunjungan ini memberi dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat, terutama di sektor penginapan dan konsumsi. Homestay milik warga setempat menjadi pilihan utama umat karena keterbatasan hotel di kawasan tersebut.
“Hotel penuh semua. Jadi umat banyak yang memilih menginap di homestay milik warga. Bahkan sekarang sudah banyak yang kehabisan kamar,” kata Wira Dharma, Pengurus Harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Minggu (13/7/25).
Homestay yang sebelumnya hanya terisi sesekali, kini laris manis. Tarif sewanya pun bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per malam, tergantung fasilitas dan lokasi.
“Homestay yang dekat dengan pura biasanya lebih mahal, karena lebih praktis dan bisa jalan kaki. Tapi tetap penuh semua,” tambah Wira.
Tak hanya penginapan, warung makan, toko kelontong, hingga pedagang kaki lima di sekitar pura turut merasakan dampaknya. Banyak warga yang membuka warung untuk memenuhi kebutuhan para tamu.
Salah seorang warga, Bu Sari, mengaku omset warung makannya meningkat hampir tiga kali lipat dibanding hari biasa.
“Biasanya sepi, tapi ini rame terus dari pagi sampai malam. Yang beli nasi bungkus, kopi, makanan ringan banyak sekali,” ujarnya dengan senyum puas. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra