Menu

Mode Gelap
Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

Ekonomi · 13 Jul 2025 14:49 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro


					Permintaan tinggi membuat tarif homestay di Senduro, Lumajang  melonjak (Foto: Asmadi). Perbesar

Permintaan tinggi membuat tarif homestay di Senduro, Lumajang melonjak (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Acara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang tak hanya menjadi ritual sakral tahunan umat Hindu. Peristiwa spiritual ini juga menjadi penggerak roda ekonomi warga sekitar

Selama 11 hari pelaksanaan Piodalan, jumlah kunjungan umat Hindu melonjak drastis. Rata-rata lebih dari 1.500 orang per hari datang dari berbagai daerah, terutama dari Bali, untuk mengikuti sembahyang dan prosesi keagamaan.

Tingginya kunjungan ini memberi dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat, terutama di sektor penginapan dan konsumsi. Homestay milik warga setempat menjadi pilihan utama umat karena keterbatasan hotel di kawasan tersebut.

“Hotel penuh semua. Jadi umat banyak yang memilih menginap di homestay milik warga. Bahkan sekarang sudah banyak yang kehabisan kamar,” kata Wira Dharma, Pengurus Harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Minggu (13/7/25).

Homestay yang sebelumnya hanya terisi sesekali, kini laris manis. Tarif sewanya pun bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per malam, tergantung fasilitas dan lokasi.

“Homestay yang dekat dengan pura biasanya lebih mahal, karena lebih praktis dan bisa jalan kaki. Tapi tetap penuh semua,” tambah Wira.

Tak hanya penginapan, warung makan, toko kelontong, hingga pedagang kaki lima di sekitar pura turut merasakan dampaknya. Banyak warga yang membuka warung untuk memenuhi kebutuhan para tamu.

Salah seorang warga, Bu Sari, mengaku omset warung makannya meningkat hampir tiga kali lipat dibanding hari biasa.

“Biasanya sepi, tapi ini rame terus dari pagi sampai malam. Yang beli nasi bungkus, kopi, makanan ringan banyak sekali,” ujarnya dengan senyum puas. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Trending di Ekonomi