Menu

Mode Gelap
Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

Ekonomi · 11 Jul 2025 14:20 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif


					Pagi hari, ketika warga Bali berbelanja buat oleh-oleh (Foto: Asmadi). Perbesar

Pagi hari, ketika warga Bali berbelanja buat oleh-oleh (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Perayaan Piwadalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, di Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, tak hanya menjadi momen spiritual bagi umat Hindu. Momen tersebut juga menjelma sebagai ruang ekonomi inklusif yang menghidupkan denyut perekonomian desa.

Ribuan umat Hindu memadati kawasan sekitar pura. Namun yang menarik, bukan hanya altar dan dupa yang menyita perhatian, tapi juga deretan lapak UMKM yang menjajakan produk khas lokal, mulai dari kripik, rengginang, ting-ting jahe, hingga baju dan aksesoris.

“Di depan itu ada pasar, pusat oleh-oleh UMKM. Ada dari Senduro sendiri, bahkan dari luar seperti Bandung dan Malang. Ini jadi kesempatan besar bagi UMKM Lumajang,” ujar Wira Dharma, Pengurus Harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Jumat (11/7/25).

Menurutnya, momen piwadalan bisa menjadi ajang transformasi desa. Dulu, ekonomi hanya berputar di kalangan warga lokal. Kini, ketika tradisi keagamaan bersatu dengan geliat usaha, desa tumbuh menjadi ruang transaksi, kolaborasi, dan inovasi.

“Ya, siapa tahu nanti ada pengusaha-pengusaha tertarik. Bisa saling menyuplai. Kalau sudah besar, ini bukan main-main. Di Bali saja tamunya luar biasa, dan Senduro punya potensi serupa,” tambahnya.

Potret ini menjadi bukti bahwa kegiatan keagamaan dapat menjadi simpul penggerak ekonomi rakyat. Ketika tradisi mampu membuka ruang transaksi, maka desa tak hanya lestari secara budaya, tapi juga mandiri secara ekonomi.

Ke depan, ia berharap kawasan sekitar pura dapat ditata lebih serius agar UMKM lokal memiliki ruang pamer permanen. “Kalau diberi ruang yang layak, pelaku UMKM desa bisa naik kelas. Kita ingin dari tradisi lahir transformasi,” jelasnya.

Sementara itu, Riki, salah satu pelaku UMKM yang menjual kripik dan jajanan khas Senduro, membuktikan hal itu. Ia mengaku omsetnya bisa mencapai jutaan rupiah hanya dalam sehari semalam. Produk yang ia jual dibanderol mulai dari Rp7.500 hingga Rp20.000.

“Ramainya luar biasa. Banyak yang beli buat oleh-oleh. Kadang sampai kewalahan,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Trending di Ekonomi