Lumajang, – Musim panen tahun ini berubah menjadi mimpi buruk bagi para petani di Kabupaten Lumajang.
Hama wereng menyerang secara masif di 11 kecamatan, menyebabkan kerusakan tanaman padi dalam skala luas dan mengancam kelangsungan panen di sejumlah wilayah.
Kecamatan Lumajang menjadi daerah paling terdampak. Data sementara mencatat sekitar 1,8 hektar sawah di wilayah ini rusak akibat serangan wereng. Serangan wereng terjadi terutama pada masa tanaman memasuki fase generatif, saat padi mulai berbunga dan membentuk biji.
Selain Kecamatan Lumajang, sepuluh kecamatan lain yang turut terdampak adalah Sukodono, Kedungjajang, Jatiroto, Rowokangkung, Tekung, Candipuro, Padang, Yosowilangun, Kunir, dan Pasirian. Pemerintah setempat tengah memantau secara intensif perkembangan di wilayah-wilayah tersebut.
Di lapangan, serangan paling parah terjadi di Desa Denok, Boreng, Blukon, Rogotrunan, dan Kelurahan Jogoyudan, yang kini disebut sebagai zona merah serangan wereng.
Munawati, petani di Lumajang mengaku, tak bisa menyembunyikan rasa kecewa. Ia mengalami kerugian akibat turunnya produktivitas sawahnya.
“Rugi banget kalau sudah kondisinya begini. Memang sejak Mei lalu mulai ada serangan hama. Akhirnya kita harus terima nasib,” katanya, Kamis (10/7/25).
Ketua HKTI Lumajang, Ishkak Subagyo menjelaskan, bahwa hama wereng berkembang pesat saat tanaman memasuki fase awal generatif.
“Hama wereng mengisap cairan tanaman yang sedang membentuk biji. Ini menyebabkan pertumbuhan terganggu bahkan mati,” ujarnya.
Untuk menekan populasi hama, HKTI mendorong dilakukannya Gerakan Pengendalian Hama Terpadu (Gerdal) secara serentak oleh petani di daerah terdampak.
“Harus dilakukan gerdal berkali-kali dan rutin melakukan pengamatan agar populasi hama bisa ditekan dan tidak menyebar ke sawah lain,” tegas Ishkak. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra