Menu

Mode Gelap
Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

Ekonomi · 10 Jul 2025 09:39 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen


					Di antara lahan padi milik petani di Lumajang yang diserang hama werang (Foto: Asmadi). Perbesar

Di antara lahan padi milik petani di Lumajang yang diserang hama werang (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Musim panen tahun ini berubah menjadi mimpi buruk bagi para petani di Kabupaten Lumajang.

Hama wereng menyerang secara masif di 11 kecamatan, menyebabkan kerusakan tanaman padi dalam skala luas dan mengancam kelangsungan panen di sejumlah wilayah.

Kecamatan Lumajang menjadi daerah paling terdampak. Data sementara mencatat sekitar 1,8 hektar sawah di wilayah ini rusak akibat serangan wereng. Serangan wereng terjadi terutama pada masa tanaman memasuki fase generatif, saat padi mulai berbunga dan membentuk biji.

Selain Kecamatan Lumajang, sepuluh kecamatan lain yang turut terdampak adalah Sukodono, Kedungjajang, Jatiroto, Rowokangkung, Tekung, Candipuro, Padang, Yosowilangun, Kunir, dan Pasirian. Pemerintah setempat tengah memantau secara intensif perkembangan di wilayah-wilayah tersebut.

Di lapangan, serangan paling parah terjadi di Desa Denok, Boreng, Blukon, Rogotrunan, dan Kelurahan Jogoyudan, yang kini disebut sebagai zona merah serangan wereng.

Munawati, petani di Lumajang mengaku, tak bisa menyembunyikan rasa kecewa. Ia mengalami kerugian akibat turunnya produktivitas sawahnya.

“Rugi banget kalau sudah kondisinya begini. Memang sejak Mei lalu mulai ada serangan hama. Akhirnya kita harus terima nasib,” katanya, Kamis (10/7/25).

Ketua HKTI Lumajang, Ishkak Subagyo menjelaskan, bahwa hama wereng berkembang pesat saat tanaman memasuki fase awal generatif.

“Hama wereng mengisap cairan tanaman yang sedang membentuk biji. Ini menyebabkan pertumbuhan terganggu bahkan mati,” ujarnya.

Untuk menekan populasi hama, HKTI mendorong dilakukannya Gerakan Pengendalian Hama Terpadu (Gerdal) secara serentak oleh petani di daerah terdampak.

“Harus dilakukan gerdal berkali-kali dan rutin melakukan pengamatan agar populasi hama bisa ditekan dan tidak menyebar ke sawah lain,” tegas Ishkak. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Trending di Ekonomi