Lumajang, – Sebanyak 1.923 petani di Lumajang kini tercatat sebagai penerima manfaat Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sebuah program strategis yang menyasar lima kecamatan rawan bencana, termasuk wilayah sekitar Gunung Semeru.
Program ini memberikan perlindungan terhadap 1.800 hektare lahan sawah yang tersebar di Kecamatan Candipuro, Pasirian, Rowokangkung, Pronojiwo, dan Yosowilangun – daerah-daerah yang berada dalam zona rawan erupsi gunung berapi dan banjir tahunan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, Retno Wulan Andari menyatakan, bahwa AUTP merupakan bentuk konkret kehadiran pemerintah dalam menjaga keberlanjutan usaha tani, terutama bagi petani yang berada di kawasan berisiko tinggi.
“Dari total 1.800 hektare lahan, 800 hektare preminya ditanggung penuh oleh Pemprov Jawa Timur. Sisanya, 1.000 hektare, didukung 80 persen oleh pemprov dan 20 persen oleh APBD Lumajang,” kata Retno saat dikonfirmasi, Kamis (10/7/2025).
Skema ini, menurutnya, merupakan hasil sinergi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Lumajang, dengan pendanaan premi bersumber dari APBD kedua pihak sesuai alokasi wilayah.
AUTP memberikan perlindungan finansial sebesar Rp6 juta per hektare per musim tanam yang dapat diklaim ketika terjadi kerusakan akibat bencana atau gagal panen sesuai ketentuan. Mekanisme klaim dirancang agar cepat dan responsif terhadap kondisi lapangan, memungkinkan petani segera kembali mengolah lahan.
“Dengan adanya jaminan ini, petani tidak lagi memulai dari nol jika lahannya terdampak. Ini adalah bentuk gotong royong fiskal antara pemerintah dan petani untuk menjamin keberlanjutan pangan kita,” ujar Retno.
Program ini bukan sekadar perlindungan ekonomi, melainkan bagian dari strategi membangun ketahanan pangan berbasis perlindungan sosial, khususnya di daerah yang selama ini menjadi langganan bencana. Dengan asuransi ini, petani juga terdorong untuk lebih percaya diri menghadapi musim tanam, meski risiko cuaca ekstrem terus mengancam.
Ke depan, Pemkab Lumajang berkomitmen untuk memperluas cakupan AUTP ke kecamatan lain. Hal itu seiring dengan peningkatan literasi asuransi pertanian di kalangan petani dan dukungan anggaran yang lebih luas.
“Ini bukan soal bantuan sesaat, tapi soal membangun kepercayaan petani terhadap masa depan pertanian yang lebih tangguh,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra