Lumajang, – Rangkaian Pujawali Rama Satunggal Warsa yang digelar di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Desa/Kecamatan Senduro, Lumajang, bukan hanya ritual keagamaan yang sakral.
Kegiatan itu juga menjadi wadah untuk mempererat persaudaraan di antara umat Hindu dari berbagai penjuru nusantara.
Puluhan ribu umat dari Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur bergotong royong, sembahyang bersama, dan saling menyapa dengan suasana hati penuh kekeluargaan.
Puncak perayaan yang jatuh pada Purnamaning Kasa, 10 Juli 2025, menjadi momen spiritual sekaligus sosial yang sangat bermakna. Persembahyangan agung, pengambilan air suci, dan penganyar utama. Penganyar utama dipimpin oleh Ida Pedanda Batuarti dan diikuti oleh pemangku, panitia, serta umat dari berbagai daerah.
Masing-masing daerah datang membawa banten, iringan gamelan, serta semangat kebersamaan untuk turut serta dalam pujawali tahunan ini.
“Melalui Pujawali ini, kita tidak hanya merawat hubungan dengan Tuhan, tetapi juga memperkuat hubungan antar sesama umat. Suasana gotong royong dan persaudaraan sangat terasa. Ini adalah wajah Hindu Nusantara yang penuh harmoni,” kata Wira Dharma, Pengurus Harian Pura Mandara Giri Semeru Agung, Minggu (6/7/25).
Pujawali tahun ini diikuti oleh umat dari lebih dari 20 kabupaten/kota, termasuk dari Banyuwangi, Jember, Tulungagung, Kediri, Blitar, Malang, Sidoarjo, Sumenep, hingga Bali dan NTB, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung dan berbagai daerah lainnya. Sejak awal rangkaian pada 22 Juni 2025, umat telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti pengambilan air suci (tirta) dari berbagai pura dan gunung suci di Jawa Timur.
Kegiatan ini, tidak hanya umat dewasa, banyak generasi muda Hindu turut terlibat sebagai panitia, petugas pengatur lalu lintas, serta tim kebersihan. Keterlibatan ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan masih hidup dan diwariskan lintas generasi.
Rangkaian Pujawali akan berlangsung hingga 21 Juli 2025, dengan penganyar-penganyar dari daerah yang hadir secara bergantian. Seluruh proses berjalan dalam suasana tertib, bersih, dan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai adat dan agama.
“Dengan semangat Tat Twam Asi dan ajaran dharma sebagai landasan, Pujawali Satunggal Warsa tahun ini memperlihatkan bahwa kekuatan spiritual umat Hindu tidak hanya terletak pada ritus, tetapi juga pada kebersamaan, toleransi, dan rasa persaudaraan yang tumbuh dari akar budaya yang sama,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra