Menu

Mode Gelap
Penerima PKH di Lumajang Tak Lagi Wajib Pasang Tulisan ‘Keluarga Miskin’ Kejari Kabupaten Pasuruan Terima Pengembalian Dana Hibah PKBM Senilai Rp2,5 Miliar Warga Desa Wonorejo Lumajang Dibacok Orang Tidak Dikenal Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan Duh! Mahasiswi Magang Kehilangan Uang dan Dompet di Kantor Bupati Probolinggo, CCTV Mati Gudang Nelayan di Mayangan Ludes Terbakar, Sempat Bikin Panik

Lingkungan · 13 Jun 2025 19:16 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi


					BERTANI: Warga lereng Bromo sedang menggemburkan tanah sebelum ditanami sayuran. (foto: istimewa). Perbesar

BERTANI: Warga lereng Bromo sedang menggemburkan tanah sebelum ditanami sayuran. (foto: istimewa).

Probolinggo,- Ketidakmerataan distribusi pupuk menjadi masalah serius bagi petani di kawasan lereng Bromo, tepatnya wilayah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Sunaryono mengatakan para petani Tengger menghindari penggunaan pestisida dan fungisida secara berlebihan.

Tujuannya, agar kesuburan tanah terjaga dan fauna tanah tidak mati. Pola tanam ini sudah berlangsung turun temurun.

“Pola tanam ini kami lakukan agar anak cucu kami dapat menikmati tanah yang diwariskan leluhur,” kata Sunaryono, Jum’at (13/6/25).

Namun, pola tanam ala Suku Tengger ini justru menemui kendala, yakni ketersediaan pupuk bersubsidi yang distribusinya terbatas dan harga jual lumayan tinggi.

“Untuk keterbatasan pasokan pupuk sudah saya sampaikan ke Bupati Probolinggo. Semoga ada kebijakan sehingga pupuk subsidi dapat dirasakan secara merata oleh petani,” imbuhnya.

Bupati Probolinggo, Gus dr. Muhammad Haris menyebut, pupuk subsidi dialokasikan untuk komoditi tertentu, seperti padi dan jagung. Sedangkan komoditi khas daerah pegunungan, tidak dapat mendapatkan pupuk subsidi.

“Jadi kami akan mencari solusi dan berupaya agar petani warga pegunungan mendapat pupuk subsidi secara merata. Seperti tanaman tembakau yang akhirnya mendapat pupuk subsidi melalui dana DBCHT,” kata Gus Haris.

Sekedar informasi, Harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di Probolinggo, seperti di wilayah Jawa Timur lainnya, ditetapkan oleh pemerintah.  Untuk pupuk Urea, HET-nya adalah Rp 2.250 per kilogram. Untuk pupuk NPK, HET-nya Rp 2.300 per kilogram.

Adapun HET pupuk bersubsidi yang berlaku di Indonesia, yakni Pupuk Urea: Rp 2.250 per kilogram; Pupuk NPK: Rp 2.300 per kilogram; Pupuk NPK untuk kakao: Rp 3.300 per kilogram; dan Pupuk Organik: Rp 800 per kilogram.

Perlu diingat bahwa harga yang dijual di lapangan bisa saja lebih tinggi dari HET, terutama jika penjual adalah kios nakal yang menjual pupuk bersubsidi di atas harga yang seharusnya. (*)


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Tata Ulang Kota, Pemkot Probolinggo Mulai Bongkar Bedak GOR A. Yani

21 Juni 2025 - 20:52 WIB

Trending di Lingkungan