Lumajang, – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masih ada warisan kuliner tradisional yang terus bertahan dan bahkan berkembang. Salah satunya adalah keripik talas asal lereng Semeru, Lumajang.
Produk khas dari Desa Purworejo, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ini tidak hanya menjadi camilan favorit warga lokal, tetapi juga mulai dikenal hingga ke berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah bahkan sampai ke jaringan minimarket besar seperti, Indomart.
Keripik talas ini berasal dari bahan baku talas asli yang ditanam dan dipanen di wilayah Senduro, sebuah kecamatan yang terletak di lereng Gunung Semeru.
Menurut Abdul Rohman, pengusaha sekaligus pengelola usaha keripik ini yang berasal dari Dusun Sumbersuko, Desa Purworejo, seluruh bahan baku talas yang digunakan berasal dari pasar-pasar tradisional di Senduro, seperti Pasar Cempoko, Pasru, Jambe, Tetelan, dan Berdayu.
“Semua bahan kami ambil dari Senduro, karena kualitas talas di sini memang sudah terkenal,” kata Rohman, Kamis (29/5/25).
Harga satu sak talas saat ini sekitar Rp200.000. Usaha keripik talas ini telah berjalan sejak tahun 2018 dan terus berkembang.
Dalam sehari, produksi keripik talas bisa setara 12 sak bahan baku atau sekitar 7,5 kuintal keripik siap edar. Kapasitas ini dirasa sudah cukup untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun luar daerah.
“Kami bersyukur, produksi kami bisa mencukupi kebutuhan pasar, baik di Lumajang maupun daerah-daerah sekitar seperti Jember dan Probolinggo,” kata Rohman.
Lebih lanjut Rohman menjelaskan, keripik talas ini tidak hanya dijual di pasar tradisional dan toko-toko kecil di Lumajang. Tetapi juga sudah merambah ke jaringan minimarket besar seperti, Indomart di wilayah Kabupaten Lumajang.
Harga jual per bungkus keripik bervariasi antara Rp 15.000 hingga Rp17.000 tergantung lokasi penjualan.
“Pasar kami sudah cukup luas, dari Lumajang sampai ke Jember dan Probolinggo. Kami juga terus berusaha memperluas distribusi agar lebih banyak orang bisa menikmati keripik talas khas kami,” jelas Rohman.
Keripik talas ini hanya memiliki satu varian rasa yaitu, balado pedas manis yang gurih. Namun, tingkat kepedasan disesuaikan agar tidak terlalu menyengat, sehingga aman dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa.
“Rasanya gurih dan pedasnya pas, tidak bikin lidah terbakar. Kami memang ingin keripik ini bisa dinikmati semua kalangan,” tambah Rohman. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra