Probolinggo,- Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo mengaku belum menerima satu pun laporan atau pengajuan dari warga terkait aktivitas jual beli hewan kurban.
Kondisi ini menyulitkan Disperta selaku kepanjangan tangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, dalam melakukan pengawasan terhadap kesehatan hewan yang akan dikurbankan.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Diperta Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nuryulianto mengakui jika pihaknya belum mendapatkan informasi resmi dari warga ataupun pedagang mengenai lokasi penjualan hewan kurban.
Padahal, keberadaan pedagang sangat penting untuk dipantau guna memastikan hewan yang dijual layak secara kesehatan dan sesuai syariat.
“Setiap tahun kami selalu melakukan pengawasan terhadap peredaran hewan kurban, tetapi sampai sekarang belum ada satu pun warga atau pedagang yang melaporkan diri,” kata Nikas, Minggu (25/5/25).
“Padahal itu penting agar kami bisa mendata, memeriksa kondisi hewan, dan memastikan bebas dari penyakit,” imbuhnya.
Niko menjelaskan, pihaknya tetap akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik potensial yang biasanya digunakan sebagai lokasi jual beli hewan kurban.
Menurutnya, pola jemput bola ini sudah menjadi rutinitas tahunan mengingat minimnya partisipasi pedagang dalam melaporkan aktivitas mereka dalam jual beli hewan.
“Kami paham, banyak pedagang musiman yang mungkin belum tahu bahwa menjual hewan kurban itu penting untuk diawasi dinas. Karena itu kami harap masyarakat bisa berperan aktif. Kalau melihat ada orang berjualan sapi atau kambing kurban, mohon segera beri tahu kami,” beber dia.
Ia menjelaskan, bahwa pengawasan hewan kurban bukan hanya sekadar urusan administrasi, tetapi menyangkut kesehatan masyarakat secara umum.
Hewan yang terjangkit penyakit seperti antraks, cacing hati, atau penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat menimbulkan dampak serius jika tetap dikurbankan.
“Kami memiliki tim medis veteriner yang siap melakukan pemeriksaan. Tetapi kami juga butuh kerja sama dari masyarakat agar proses ini berjalan optimal. Jangan sampai ada hewan yang sakit malah dijadikan kurban,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra