Menu

Mode Gelap
Perkuat Program Gizi Santri Lewat MBG, PBNU Resmikan 42 SPPG di Jember Polantas Kejar Terduga Pelaku Curanmor, Diamankan Setelah Motor Ditabrak Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah Wali Kota Probolinggo Mutasi Pejabat, Empat Kepala Dinas Terpental Toko Emas di Pasirian Lumajang Dibobol Dua Wanita, Kalung 15 Gram Raib Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Pengobatan Santri Korban Keracunan Asam Klorida

Sosial · 12 Mei 2025 17:59 WIB

Sambut Puncak Perayaan Waisak, Umat Buddha Kota Probolinggo Ritual Mandikan Rupang


					DIMANDIKAN: Wakil Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Kota Probolinggo, Ervan Sujianto, saat memandikan Rupang (memakai t-shirt putih). (foto: Hafiz Rozani).
Perbesar

DIMANDIKAN: Wakil Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Kota Probolinggo, Ervan Sujianto, saat memandikan Rupang (memakai t-shirt putih). (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Jelang prosesi puncak perayaan Hari Raya Waisak, umat Buddha di Kota Probolinggo melakukan ritual memandikan rupang di Kelenteng Tri Dharma Sumber Naga, Senin (12/5/25) siang.

Ritual memandikan rupang Budha Kecil ini berbeda dengan prosesi memandikan rupang pada Hari Raya Imlek yang dilaksanakan oleh pengurus Klenteng.

Kali ini, setiap jemaat yang datang memandikan rupang atau seni perwujudan Buddha secara bergantian dengan menggunakan air kembang.

Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Ervan Sujianto mengatakan, memandikan rupang merupakan rangkaian pelaksanaan Hari Raya Waisak sebelum prosesi puncak dilaksanakan, tengah malam nanti.

“Pelaksanaan memandikan rupang ini dilaksanakan hingga nanti malam saat prosesi puncak perayaan Hari Raya Waisak yang akan dimulai pada pukul 19.00 WIB,” katanya.

Ervan mengungkapkan, terdapat filosofi memandikan rupang Budha Kecil yakni agar para jemaat dapat menghilangkan ‘Kilesa’ atau kondisi buruk batin atau emosi negatif yang dimiliki.

Termasuk menghilangkan rasa iri, dengki, hingga pikiran buruk yang ada pada setiap umat Budha yang datang di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga. Untuk itu setelah memandikan rupang, setiap jemaat memanjatkan doa.

“Biasanya doa yang dipanjatkan setiap umat ini meminta kesehatan, kesejahteraan, hingga kerukunan antara antara umat beragama tetap terjaga,” imbuh Ervan.

Nantinya prosesi Hari Raya Waisak akan dimulai pukul 19.00 WIB dengan diawali sembahyang bersama. Lalu pada pukul 20.00 WIB, ada ritual Pradaksina atau mengelilingi Klenteng sebanyak 3 kali. Tepat pada pukul 23.30 WIB, ada pembacaan paritta suci menjelang detik-detik Waisak. (*)


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 68 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah

30 September 2025 - 19:32 WIB

Mobil Polisi di Pasuruan Jadi Pengangkut Air Bersih untuk Warga Kekeringan

27 September 2025 - 14:18 WIB

Digerogoti Penyakit Langka, Bocah 3 Tahun di Probolinggo ini Butuh Bantuan

27 September 2025 - 07:47 WIB

Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan

25 September 2025 - 20:09 WIB

BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen

25 September 2025 - 19:32 WIB

Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru

25 September 2025 - 16:20 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

20 September 2025 - 13:28 WIB

Jembatan Beton Rp3,5 Miliar Gantikan Jembatan Bambu yang Ambruk

20 September 2025 - 12:49 WIB

Trending di Sosial