Menu

Mode Gelap
Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca Bocah di Paiton Curhat di Tik-tok, Ngaku jadi Korban Pencabulan Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba, Bandar hingga Kurir Dibekuk Dinkes Lumajang Edukasi Bahaya Sound Horeg, Bukan Sekadar Berisik, Bisa Mematikan BPN Lumajang: Kami Punya Dasar Yuridis dan Fisik yang Kuat

Budaya · 3 Mei 2025 20:50 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan


					KHIDMAT: Suasana prosesi ibadah dalam rangka Hari Raya Kuningan di Pura Randu Agung, Desa Sapikerep, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

KHIDMAT: Suasana prosesi ibadah dalam rangka Hari Raya Kuningan di Pura Randu Agung, Desa Sapikerep, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Umat Hindu Suku Tengger di lereng Gunung Bromo, merayakan Hari Raya Kuningan, Sabtu (3/5/25). Kemeriahan ritual keagamaan ini salah satunya terlihat di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Hari Raya Kuningan dilaksanakan 10 hari setelah pelaksanaan Hari Raya Galungan. Umat Hindu Suku Tengger di Desa Sapikerep merayakannya dengan beribadah di Pura Randu Agung.

Sebelum masuk ke pura, umat Hindu terlebih dahulu ditetesi air suci tirta sebagai simbol bahwa mereka telah menyucikan diri dari hal-hal yang negatif.

Dukun Pinandita Umat Hindu Tengger, Karmila mengatakan, Hari Raya Kuningan ini menandai pulangnya leluhur ke alam spiritual setelah berkunjung ke bumi selama 10 hari pasca diundang saat ritual Hari Raya Galungan.

“Ritual Hari Raya Kuningan maknanya yakni sembahyang untuk memulangkan roh leluhur yang sebelumnya kita undang dan kita kembalikan ke alam spiritual,” kata Karmila.

Selain sembahyang, umat Hindu Suku Tengger juga berdoa berisi harapan-harapan setiap warga. Sebelum rangkaian Hari Raya Kuningan berakhir, umat Hindu kembali ditetesi air suci.

Salah satu doa yang dipanjatkan yakni agar merek diberi kesehatan dan keselamatan. Selain itu, juga agar lahan pertanian warga dilindungi dari berbagai hama dan penyakit.

“Doa warga tentunya agar keluarganya diberi kesehatan dan keselamatan saat beraktifitas,” imbuh Karmila. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 58 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya