Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Budaya · 3 Mei 2025 20:50 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan


					KHIDMAT: Suasana prosesi ibadah dalam rangka Hari Raya Kuningan di Pura Randu Agung, Desa Sapikerep, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

KHIDMAT: Suasana prosesi ibadah dalam rangka Hari Raya Kuningan di Pura Randu Agung, Desa Sapikerep, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Umat Hindu Suku Tengger di lereng Gunung Bromo, merayakan Hari Raya Kuningan, Sabtu (3/5/25). Kemeriahan ritual keagamaan ini salah satunya terlihat di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Hari Raya Kuningan dilaksanakan 10 hari setelah pelaksanaan Hari Raya Galungan. Umat Hindu Suku Tengger di Desa Sapikerep merayakannya dengan beribadah di Pura Randu Agung.

Sebelum masuk ke pura, umat Hindu terlebih dahulu ditetesi air suci tirta sebagai simbol bahwa mereka telah menyucikan diri dari hal-hal yang negatif.

Dukun Pinandita Umat Hindu Tengger, Karmila mengatakan, Hari Raya Kuningan ini menandai pulangnya leluhur ke alam spiritual setelah berkunjung ke bumi selama 10 hari pasca diundang saat ritual Hari Raya Galungan.

“Ritual Hari Raya Kuningan maknanya yakni sembahyang untuk memulangkan roh leluhur yang sebelumnya kita undang dan kita kembalikan ke alam spiritual,” kata Karmila.

Selain sembahyang, umat Hindu Suku Tengger juga berdoa berisi harapan-harapan setiap warga. Sebelum rangkaian Hari Raya Kuningan berakhir, umat Hindu kembali ditetesi air suci.

Salah satu doa yang dipanjatkan yakni agar merek diberi kesehatan dan keselamatan. Selain itu, juga agar lahan pertanian warga dilindungi dari berbagai hama dan penyakit.

“Doa warga tentunya agar keluarganya diberi kesehatan dan keselamatan saat beraktifitas,” imbuh Karmila. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya