Menu

Mode Gelap
Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib Tersangka Sabu Asal Nguling Diciduk, Polisi Kembangkan hingga Tangkap Pemasok di Probolinggo Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Libatkan 243 Desa, Tahun Depan Target Sapu Bersih Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

Budaya · 28 Mar 2025 15:28 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga


					Upacara Tawur Agung Kesanga digelar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang. Perbesar

Upacara Tawur Agung Kesanga digelar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang.

Lumajang, – Tawur Agung Kesanga menyimpan sejarah dan nilai tradisi kental yang berkaitan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Tawur Agung Kesanga sendiri memiliki makna yang mendalam bagi para umat Hindu. Pasalnya upacara yang dilaksanakan pada tengah hari itu bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan alam dan lingkungan.

Kegiatan ini, dilakukan sehari sebelum Nyepi.  Umat Hindu melaksanakan upacara Tawur Agung, tepatnya pada Tilem sasi (bulan) Kesanga (kesembilan).

Setelah ditelusuri lebih dalam, Tawur sendiri memiliki makna untuk membayar atau mengembalikan yaitu, mengembalikan sari-sari alam yang telah digunakan manusia.

Sari-sari alam itu dikembalikan melalui upacara Tawur yang dipersembahkan kepada para Butha, dengan tujuan agar para Bhuta tidak mengganggu manusia sehingga bisa hidup secara harmonis.

Sedangkan, filosofi Tawur adalah agar manusia selalu ingat akan posisi dan jati dirinya, agar selalu menjaga keseimbangan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam lingkungan.

Hal itu disampaikan oleh Pengurus Harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Wira Dharma, di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jumat (28/3/25).

“Acara ini sebagai rangkaian Nyepi, jadi namanya Tawur. Umat Hindu melakukan upacara Tawur Kesanga bertujuan untuk keseimbangan alam semesta, kedamaian, ketentraman di alam beserta isinya,” kata Wira Dharma, Jumat (28/3/25).

Usai upacara Tawur Agung Kesanga ini, ia berharap pelepasan bhuta kala yang menjadi simbol kejahatan dapat melepas unsur jahat di Kabupaten Lumajang, agar yang tersisa hanya kebaikan.

“Jadi nanti setelah acara ini ada pengarakan ogoh-ogoh lambang bhuta kala. Tujuannya agar para bhuta kala yang sering mengganggu umat manusia musnah sehingga tercipta kondisi aman, tentram, sejahtera. Pelepasan ogoh-ogohnya nanti malam tepatnya pada pukul 19.30 WIB,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya