Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Budaya · 17 Mar 2025 14:10 WIB

Jahat Dan Rakus, Sosok Rahwana Dibuat Untuk Pawai Ogoh – Ogoh di Lumajang


					Pembuatan ogoh ogoh di Pure Mandaragiri Semeru Agung.
Perbesar

Pembuatan ogoh ogoh di Pure Mandaragiri Semeru Agung.

Lumajang, – Menjelang perayaan Nyepi Tahun Saka 1947, Pura Mandharagiri Semeru Agung, Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang menyiapkan ogoh-ogoh.

Pura Mandharagiri Semeru Agung mengangkat tema Rahwana yang Sedang Murka dalam pembuatan ogoh-ogoh yang akan diarak pada (28/3/25) malam.

Tema ini diambil dalam kisah mitologi Hindu tentang Rahwana, seorang tokoh yang memiliki karakter ingin menang sendiri, tidak hanya kejam tetapi juga seorang pengkhianat yang berani dan selalu menuruti keinginan nafsunya.

Di samping itu, akibat terlalu obsesif, membuat dirinya melakukan perbuatan tercela lainnya yaitu, mengejar-ngejar Dewi Kusalya, ibu dari Prabu Rama. Dan yang paling terkenal adalah penculikan Dewi Sinta, istri Prabu Rama. Saking kejinya, Rahwana menahan Dewi Sinta selama hampir 12 tahun di taman Hargasoka di Alengka.

Perbuatan tersebut menjadi salah satu pemicu perang besar dan akhirnya menandai kejatuhan dirinya.

Rahwana ini menggambarkan sifat buruk yang harus dilawan, seperti kesombongan dan keangkuhan. Karakter Rahwana ini sesuai dengan fenomena yang terjadi pada saat ini. Di mana kasus kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, perundungan, hingga menyalahgunakan kekuasaan merajalela.

Nyono seniman pembuat ogoh-ogoh menceritakan, pada saat itu Rahwana berperang melawan Anoman. Namun, karena tidak bisa mengontrol emosinya, sampai mengeluarkan empat tangan.

“Ketika Rahwana perang melawan Anoman, dalam posisi itu, Rahwana marah dan murka sampai mengeluarkan empat tangan. Kalau normalnya kan dua, setelah perang menjadi empat tangan,” kata Nyono saat ditemui di Pura Mandharagiri Semeru Agung, Senin (17 Maret 2025).

Berdasarkan informasi yang didapat oleh PANUTURA7.com, pembuatan ogoh-ogoh ini memakan waktu satu bulan, dari proses awal hingga berbentuk karakter yang di inginkan oleh para seniman.

“Kalau prosesnya mulai awal sampai jadi, kurang lebihnya satu bulan penuh,” pungkasnya.

Diketahui, untuk biaya pembuatan satu ogoh – ogoh menghabiskan Rp5,5 juta. Di samping itu, pembuatan ogoh-ogoh ini dari bahan ramah lingkungan. Bambu yang sudah dibelah kecil-kecil dibentuk menjadi berbagai karakter.

Kemudian dilapisi kertas bekas karung semen dan diwarnai sedemikian rupa sehingga karakter ogoh-ogoh terlihat nyata serta lebih


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 111 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya