Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Regional · 5 Jan 2025 18:53 WIB

Satu Tahun, 120 Bencana Landa Wilayah Kab. Probolinggo


					BENCANA: Bencana banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, beberapa waktu lalu. (foto: dok).
Perbesar

BENCANA: Bencana banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, beberapa waktu lalu. (foto: dok).

Probolinggo,- Sepanjang Tahun 2024, sebanyak 120 peristiwa bencana melanda wilayah Kabupaten Probolinggo. Jumlah itu, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Pada Tahun 2023, jumlah bencana yang terjadi mencapai 91 peristiwa. Artinya, ada lonjakan 29 bencana selama satu tahun terakhir.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Zubaidullah mengatakan, dari 120 peristiwa bencana yang terjadi sepanjang 2024, yang terbanyak adalah musibah kebakaran.

Jenis kebakaran yang terjadi variatif, mulai dari kebakaran hutan, lahan, hingga rumah. Jumlahnya mencapai 39 insiden.

Kemudian, cuaca ekstrim dan angin kencang mengakibatkan 27 bencana. Disusul musibah banjir dan genangan yang jumlahnya 25 peristiwa.

Selanjutnya, terdapat 17 insiden tanah longsor, 6 gelombang ekstrem dan abrasi, serta kecelakaan dan kekeringan masing-masing satu kejadian.

Zubaidullah menyebut, potensi terjadinya bencana di Kabupaten Probolinggo hampir merata di semua kecamatan. Mulai wilayah yang berada di dataran tinggi maupun wilayah dataran rendah.

“Pada prinsipnya semua wilayah kami waspadai sebab memiliki potensi bencana yang sama. Hanya saja jenis bencananya yang berbeda,” kata Zubaidullah, Minggu (5/1/25).

Ia melanjutkan, gejala dan fenomena alam memang bisa diprediksi. Namun lebih dari itu, perlu ada mitigasi sehingga bencana yang terjadi tidak menyebabkan dampak parah.

“Kami sudah berupaya melakukan percepatan dan koordinasi dalam penanganan bencana. Namun, masyarakat tetap memiliki peran penting untuk mengantisipasi sekaligus melakukan mitigasi bencana,” bebernya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun

1 Mei 2025 - 17:10 WIB

Mengenal Mini Boat Racing, Lomba Perahu Mini Khas Desa Banjarsari Probolinggo

28 April 2025 - 20:59 WIB

Mengenal Lebih Dekat Sejarah Kereta Api di Lumajang, dari Masa Kolonial hingga Sekarang

26 April 2025 - 18:23 WIB

Jalur Kereta Api di Lumajang Masa Kolonial, Tingkatkan Produksi dan Distribusi Komoditas Ekspor

20 April 2025 - 14:04 WIB

Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda

19 April 2025 - 12:52 WIB

Pemerintah Lumajang Dukung Usulan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Lumajang

13 April 2025 - 13:21 WIB

Kereta Api Masih Favorit, Penumpang di Daop 9 Capai 117.208 Orang Selama Arus Balik

10 April 2025 - 22:04 WIB

Hadapi Puncak Arus Balik, ini Antisipasi KAI Daop 9 Jember

5 April 2025 - 20:16 WIB

Penumpang Terminal Bayuangga Tembus 70.467 Orang, Turun 10 Persen dari Tahun Lalu

5 April 2025 - 17:10 WIB

Trending di Regional