Menu

Mode Gelap
Jelang Konfercab NU Kraksaan, JIN: Regenerasi Pengurus jadi Kunci, Kembalikan Marwah NU Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak Belasan Tahun Berlatih Tilawah, Istiqamah dan Doa Guru Jadi Bekal Herman di Panggung MTQ Jawa Timur 2025 Miris! Oknum Satpol PP Kota Probolinggo Diduga Curi Beras di Toko Kelontong Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025 Untuk Ganti Motor Dinas, Pemkab Lumajang Sediakan Rp35 Juta per Desa

Ekonomi · 9 Des 2024 16:57 WIB

Stok Menipis, Harga Komoditas Dapur di Kota Probolinggo Meroket


					NAIK: Salah satu pedagang di Pasar Baru Kota Probolinggo memegang cabai rawit yang stoknya mulai menipis.
Perbesar

NAIK: Salah satu pedagang di Pasar Baru Kota Probolinggo memegang cabai rawit yang stoknya mulai menipis.

Probolinggo,- Memasuki musim penghujan, harga sejumlah komoditas dapur di Pasar Baru Kota Probolinggo, mengalami kenaikan. Diyakini, harga komoditas dapur meroket karena pasokan dari petani lokal berkurang.

Adapun sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya cabai rawit yang saat ini harganya menyentuh angka Rp30 ribu per kilogram (Kg).

Padahal sebelumnya, harga cabai rawit hanya Rp25 ribu/kg. Komoditas lain yang naik adalah cabai merah besar, yang kini seharga Rp20 ribu/kg dari  sebelumnya Rp15 ribu/kg.

Harga bawang merah juga naik menjadi Rp40 ribu/kg dari sebelumnya Rp25 ribu/kg. Adapun harga tomat yang stabil di kisaran Rp15 ribu/kg.

Salah satu pedagang di Pasar Baru, Siti Aminah mengungkapkan, kenaikan harga komoditas pasar terjadi karena pasokan dari petani lokal atau petani Probolinggo berkurang drastis.

“Karena pasokan petani tipis bahkan tidak ada, untuk cabai saya ambil dari Jember, pedagang lain juga ada yang ambil ke Surabaya. Hal inilah yang membuat harga komoditas dapur, salah satunya cabai rawit mahal,” kata Aminah, Senin (9/12/24).

Menariknya, ayam broiler potong justru mengalami penurunan harga. Saat ini harganya Rp35 ribu/kg, turun Rp3 ribu dari harga awal Rp38 ribu/kg.

Pedagang daging ayam, Muryana menyebut, meski harga ayam turun, namun tak dibarengi dengan daya beli yang meningkat.

“Daging ayam banyak, namun pembelinya sepi karena hujan banyak pembeli yang enggan datang ke pasar. Pembeli mengandalkan pedagang daging keliling, lebih praktis, dan harganya pun tak jauh beda,” ujarnya.

Diprediksi mendekati akhir tahun nanti, harga komoditas dapur akan terus naik, apalagi jika kondisi cuaca tidak berubah. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 403 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Trending di Ekonomi