Menu

Mode Gelap
Razia Gabungan di Gending, Satpol PP Probolinggo Sita 3.819 Botol Miras Pemkab Lumajang Fokus Perbaiki Indikator KKS untuk Wujudkan Kabupaten Sehat yang Nyata Kasus Pengeroyokan Pedagang Es Krim oleh Satpol PP Lumajang Masih Bergulir, Polisi Dalami CCTV Polisi Susun Strategi Baru Tertibkan Tambang Pasir Ilegal di Lumajang Disatroni Perampok, Motor dan Perhiasan Petani di Krucil Raib Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember

Ekonomi · 12 Okt 2024 14:44 WIB

Arang Briket Lumajang Diekspor ke Turki


					Pengelolaan batok kelapa menjadi arang briket. (Foto : Asmadi) Perbesar

Pengelolaan batok kelapa menjadi arang briket. (Foto : Asmadi)

Lumajang, – Batok atau tempurung kelapa sering kali dianggap sampah oleh kebanyakan orang. Biasanya, setelah diambil daging kelapanya, batoknya langsung dibuang

Berbeda dengan Muhammad Nur Hasan, warga Desa/Kecamatan Gucilait, Kabupaten Lumajang, menyulap batok kelapa menjadi arang.

Produk arang dari batok kelapa itu diproduksi sesuai dengan kebutuhan dan menjadi salah satu produk ekspor ke luar negeri.

“Kebetulan di Gucialit limbah tempurung kelapa melimpah ruah, tidak ada yang memanfaatkan, saya kumpulkan, saya cari manfaatnya, akhirnya terpikir membuat arang briket,” katanya, Sabtu (12/10/2024).

Nur Hasan menjelaskan, produk arang briket yang ia produksi berawal dari banyaknya limbah batok atau tempurung kelapa yang tidak dimanfaatkan. Ia akhirnya terpikir mengolahnya menjadi briket arang dengan cara manual.

Usaha yang ia geluti dalam satu tahun terakhir berbuah manis. Ia kini mendapatkan pembeli produknya tersebut dengan jumlah 20 hingga 30 ton per dua bulan untuk diekspor ke Turki.

“Saya promosikan kok alhamdulillah ketemu buyer dari Turki, dia minat dan datang ke saya akhirnya produk saya kirim ke negara mereka dan mereka cocok, alhamdulillah permintaan sekarang melebihi dua kontainer atau sekitar 36 ton,” ungkapnya.

Sementara, untuk pengolahan batok kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara pembakaran  di dalam drum.

Kemudian, tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum.

Hal itu terus-menerus dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran.

“Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan dengan sampah-sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia,” jelasnya.

Kata dia, arang briket kini makin menjadi pilihan utama banyak orang dibandingkan arang konvensional.

“Kelebihan arang ini dari berbagai aspek baik ramah lingkungan, tahan lama, hasil pembakaran lebih bersih, penggunaan mudah dan praktis untuk aktivitas outdoor,” ungkapnya.

Jadi tidak heran arang jenis ini memiliki permintaan tinggi dari negara tetangga. Arang briket juga semakin populer penggunaannya di dunia kuliner.

“Semoga usaha ini semakin berkembang sehingga bisa mengajak masyarakat, pemuda sekitar yang pengangguran bisa bekerja dan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Gus Haris Dorong K-Sarbumusi jadi Katalisator Kesejahteraan Buruh dan Pertumbuhan Industri di Probolinggo

9 Mei 2025 - 17:07 WIB

Pertumbuhan Ekonomi di Jember Relatif Sehat, PHK Massal Berkurang

8 Mei 2025 - 23:01 WIB

Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital

8 Mei 2025 - 20:04 WIB

Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket

7 Mei 2025 - 21:25 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Capai 100 Persen, Tertinggi di Jawa Timur

4 Mei 2025 - 21:22 WIB

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Trending di Ekonomi