Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Ekonomi · 17 Sep 2024 20:38 WIB

Petani Lumajang Terus Bergerak Tingkatkan Perekonomian Lumajang


					Saat petani di Desa Jatigono memanen cabai rawit merah.
Perbesar

Saat petani di Desa Jatigono memanen cabai rawit merah.

Lumajang, – Covid-19 yang terjadi beberapa tahun yang lalu sangat berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Tak terkecuali masyarakat di Kabupaten Lumajang.

Pada beberapa tahun sebelumnya, semua aktivitas di luar rumah dilarang oleh pemerintah. Otomatis, akibat larangan tersebut sektor perekonomian serta pertanian nyaris tak ada suara.

Namun, setelah pandemi mulai mereda dan masyarakat bisa kembali beraktivitas. Yayuk, petani di Dusun Sukorame, Desa Jatigono, Kecamatan Kunir, memiliki keinginan kuat untuk terus bergerak mengendalikan perekonomiannya.

Yayuk menyadari bahwa pemulihan pasca-pandemi harus dimulai dari langkah kecil namun berdampak besar.

Saat itu, ia mengajak petani lainnya untuk memulai kembali aktivitas penanaman di ladang yang telah lama kosong. Mereka menanam cabai rawit, tomat, dan berbagai jenis tanaman pangan lainnya.

Setiap harapan terus tumbuh dari penanaman benih-benih yang mereka tanam, dengan harapan hasil panennya bisa membantu mendongkrak perekonomiannya.

Tidak lama berselang, Yayuk mendengar bahwa apa yang mereka lakukan ternyata sejalan dengan yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang.

“Alhamdulillah apa yang saya lakukan bersama petani lainnya bisa sejalan dengan Dinas Pertanian Lumajang. Dan sekarang kami sudah tidak susah lagi untuk mencari cara penanaman hingga pasca panen. Itu karena kami benar-benar dikasih bimbingan oleh dinas,” kata Yayuk, Selasa (17/9/2024).

Sementara Burhan, pedagang cabai rawit di Pasar Kunir mengungkapkan, meski harga cabai rawit murah, setidaknya untuk mengendalikan perekonomian terus berjalan.

“Kalau soal harga cabai rawit murah itu, sudah biasa, kan itu musiman, kadang mahal ya kadang murah. Saya sebagai pedagang tidak mempersoalkan soal harga, yang penting perekonomian terus berjalan,” ungkapnya.

Sekedaemr diketahui, harga cabai rawit di pasaran terbilang relatif murah. Cabai rawit merah harganya Rp28 ribu per kilogram (kg), cabai rawit hijau Rp13 ribu per (kg), dan cabai rawit putih harganya hanya Rp12 ribu per (kg).

Sementara itu, Kepala DKPP Lumajang, Retno Wulan Andari mengatakan, pihaknya bersama petani di Desa Jatigono memilih panen cabai rawit merah. Hal itu bertujuan untuk menaikan harga cabai rawit.

“Sebelum dilakukan pembinaan, kebanyakan petani memanennya dicampur, ada yang merah, hijau dan putih. Kalau sekarang kami selaku Dinas Pertanian menganjurkan untuk panen cabai rawit merah saja,” tutur Retno. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 170 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Trending di Ekonomi