Menu

Mode Gelap
Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

Budaya · 2 Sep 2024 16:03 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang


					Makanan krecek rebung kini jadi ikon kuliner Lumajang.
Perbesar

Makanan krecek rebung kini jadi ikon kuliner Lumajang.

Lumajang, – Makanan krecek rebung mungkin tidak seterkenal dengan makanan daerah lain. Akan tetapi, sebagian masyarakat Lumajang terus mengolahnya hingga menjadi sajian makanan yang sangat enak dan lezat.

Siapa sangka, makanan yang terbuat dari tunas bambu muda ini kini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia dalam sidang penetapan yang digelar di Hotel Holiday Inn and Suites Jakarta, 22 Agustus 2024 lalu.

Penetapan WBTb merupakan tonggak penting dalam upaya melindungi warisan budaya. Hal ini tidak hanya sebatas pengakuan formal atas pentingnya warisan budaya tak benda, namun menjadi komitmen untuk melestarikan dan mewariskan kepada generasi muda.

“Alhamdulillah, krecek bung sudah ditetapkan sebagai WBTb. Secara sidang sudah selesai, tetapi penetapannya masih menunggu undangan dari kementerian,” kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Dikmas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang, Muhammad Suhudi saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Senin (2/9/24).

Hingga saat ini, kata Suhudi, pihaknya terus melakukan langkah strategis untuk menjaga dan melestarikan krecek rebung, khususnya dengan mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat dan mengimplementasikannya di seluruh UMKM dan OPD.

“Kami ingin memberikan ruang bagi krecek bung untuk menjadi sajian utama dalam acara-acara di seluruh OPD di Kabupaten Lumajang, termasuk di desa-desa,” katanya.

Bahkan, pihaknya akan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk bisa menyediakan krecek rebung kering sebagai oleh oleh bagi tamu yang datang dari luar daerah.

“Sebab, krecek rebung bukan hanya sekadar makanan, tapi juga representasi dari kearifan lokal, kreativitas, dan semangat gotong royong masyarakat Lumajang,” ujarnya.

Ia berharap, dengan status barunya sebagai WBTb, krecek bung dapat semakin berkembang dan dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami akan menyusun prosedur-prosedur yang dapat memberikan ruang bagi krecek bung untuk berkembang lebih pesat lagi sebagai makanan khas Lumajang. Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini, dan tahun depan kami berencana untuk mengajukan lebih banyak lagi warisan budaya Lumajang untuk menjadi WBTb,” jelasnya.

Penetapan krecek bung sebagai WBTb juga menjadi momentum untuk memperkuat identitas budaya Lumajang. Generasi muda diharapkan dapat semakin menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka, termasuk kuliner khas seperti krecek bung. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Grebeg Suro, Warga Lumajang di Lereng Semeru Berebut Gunungan Hasil Bumi

27 Juni 2025 - 13:26 WIB

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan

19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam

19 Juni 2025 - 14:11 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Trending di Budaya