Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Lingkungan · 13 Agu 2024 23:28 WIB

Terdampak Kekeringan, Petani Tiga Desa di Kejayan Pasuruan Gagal Panen


					GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois). Perbesar

GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois).

Pasuruan,- Petani dari tiga desa yang berada di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan nasib buruk yang terus mereka hadapi.

Setiap musim kemarau tiba, para petani selalu gagal panen. Kondisi ini membuat mereka hidup dalam kesulitan.

Tiga desa itu yakni Desa Kedung Pengaron, Kepuh, dan Desa Lorokan. Tiga desa ini terdampak kekeringan yang berimbas pada tanaman pertanian.

Muklis, salah seorang petani Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengalami gagal panen.

Seharusnya setiap tahun bisa panen tiga kali, tapi di desanya setahun ⁸ bisa panen satu kali, itupun jika masih ada yang bisa dipanen.

“Ketika musim kemarau tidak ada air. Sawah kami mengering, tanaman layu, dan pada akhirnya gagal panen,” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (13/8/24).

Menurut Mukhlis, biaya produksi pertanian cukup tinggi. Untuk satu hektar lahan jagung, ia harus merogoh kocek hingga Rp5 juta. “Kalau kering seperti ini ya rugi tidak untung,” ujar Mukhlis.

Mukhlis berharap ada solusi konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terus berulang, bahkan cenderung meluas.

“Kami sangat berharap pemerintah bisa membantu kami dengan membuatkan sumur bor. Dengan adanya sumur bor, kami bisa mengairi sawah kami dan tidak perlu khawatir lagi gagal panen saat musim kemarau,” urai Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Ali Wafa, petani asal Desa Kedung Pengaron juga mengeluhkan hal yang sama. Ia juga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.

“Disini kalau musim kemarau tidak ada air. Saya berharap ada sumur bor, agar tidak gagal panen terus,” harap Ali.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan terkait permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Kejayan.

Upaya konfirmasi kepada Dinas Pertanian maupun Pj Bupati Pasuruan melalui pesan WhatsApp (WA) pun, sejauh ini belum membuahkan hasil. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 225 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Dinsos Lumajang Habiskan Dana Rp5,113 Miliar untuk Pemenuhan Pelayanan Minimum

28 April 2025 - 13:30 WIB

Trending di Pemerintahan