Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Ekonomi · 2 Agu 2024 18:42 WIB

Hama Tikus Rusak Jagung dan Padi, Petani Lumajang Ramai-ramai Tanam Tembakau


					TANAMAN TEMBAKAU: Petani sedang menyemprotkan pestisida ke tanaman tembakau. (foto: dok). Perbesar

TANAMAN TEMBAKAU: Petani sedang menyemprotkan pestisida ke tanaman tembakau. (foto: dok).

Lumajang,- Para petani jagung di Kabupaten Lumajang, mulai beralih menanam tembakau akibat serangan hama tikus yang semakin menyebar dan merusak tanaman jagung.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang Dwi Wahyono mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 20 persen lahan pertanian jagung yang sudah berubah menjadi tanaman tembakau.

Artinya, setidaknya ada 10 hektare dari total 50 hektare lahan pertanian jagung yang rusak akibat serangan hama tikus sudah berubah menjadi tanaman tembakau.

“Ini karena serangan tikus merajalela, sekitar 20 persen peralihan dari petani jagung ke tembakau,” kata Dwi saat dikonfirmasi, Jum’at (2/8/2024).

Dwi menambahkan, perubahan yang mendadak ini sebenarnya juga membuat para petani bertaruh. Sebab, kebanyakan petani tembakau merupakan mitra perusahaan.

Sedangkan, petani tembakau yang ditanam secara dadakan ini belum menjadi mitra. Dengan demikian, mereka belum menemukan pangsa pasar hasil panen tembakaunya.

Sehingga, hasil panennya pun tidak bisa serta merta dijual seperti petani yang sudah bermitra dengan perusahaan.

Kondisi petani tembakau dadakan ini semakin sulit lantaran mereka tidak punya infrastruktur yang memadai untuk mengolah tembakau sebelum dijual.

Infrastruktur yang dimaksud berupa gudang dan alat untuk mengeringkan tembakau. Alhasil, mereka terpaksa harus menjual tembakau dalam kondisi basah.

“Mereka (petani tembakau dadakan) harus dibantu pemasaran karena petani peralihan ini tidak punya infrastruktur yang memadai jadi harus dijual basah,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, ratusan hektar lahan tanaman padi dan jagung di Lumajang gagal panen gara-gara dimakan tikus.

Mayoritas lahan pertanian yang diserang hewan pengerat ini berada di wilayah Kecamatan Candipuro. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 102 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi