Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 2 Agu 2024 18:42 WIB

Hama Tikus Rusak Jagung dan Padi, Petani Lumajang Ramai-ramai Tanam Tembakau


					TANAMAN TEMBAKAU: Petani sedang menyemprotkan pestisida ke tanaman tembakau. (foto: dok). Perbesar

TANAMAN TEMBAKAU: Petani sedang menyemprotkan pestisida ke tanaman tembakau. (foto: dok).

Lumajang,- Para petani jagung di Kabupaten Lumajang, mulai beralih menanam tembakau akibat serangan hama tikus yang semakin menyebar dan merusak tanaman jagung.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang Dwi Wahyono mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 20 persen lahan pertanian jagung yang sudah berubah menjadi tanaman tembakau.

Artinya, setidaknya ada 10 hektare dari total 50 hektare lahan pertanian jagung yang rusak akibat serangan hama tikus sudah berubah menjadi tanaman tembakau.

“Ini karena serangan tikus merajalela, sekitar 20 persen peralihan dari petani jagung ke tembakau,” kata Dwi saat dikonfirmasi, Jum’at (2/8/2024).

Dwi menambahkan, perubahan yang mendadak ini sebenarnya juga membuat para petani bertaruh. Sebab, kebanyakan petani tembakau merupakan mitra perusahaan.

Sedangkan, petani tembakau yang ditanam secara dadakan ini belum menjadi mitra. Dengan demikian, mereka belum menemukan pangsa pasar hasil panen tembakaunya.

Sehingga, hasil panennya pun tidak bisa serta merta dijual seperti petani yang sudah bermitra dengan perusahaan.

Kondisi petani tembakau dadakan ini semakin sulit lantaran mereka tidak punya infrastruktur yang memadai untuk mengolah tembakau sebelum dijual.

Infrastruktur yang dimaksud berupa gudang dan alat untuk mengeringkan tembakau. Alhasil, mereka terpaksa harus menjual tembakau dalam kondisi basah.

“Mereka (petani tembakau dadakan) harus dibantu pemasaran karena petani peralihan ini tidak punya infrastruktur yang memadai jadi harus dijual basah,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, ratusan hektar lahan tanaman padi dan jagung di Lumajang gagal panen gara-gara dimakan tikus.

Mayoritas lahan pertanian yang diserang hewan pengerat ini berada di wilayah Kecamatan Candipuro. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 129 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi