Menu

Mode Gelap
Marsda Anumerta Fajar Andriyanto Dimakamkan di Probolinggo KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

Pemerintahan · 29 Jul 2024 15:19 WIB

Basmi Serangan Hama Tikus, Pemkab Lumajang dan Petani Gropyokan


					GROPYOKAN: Petani basmi hama tikus dengan cara gropyokan. (foto: ilustrasi). Perbesar

GROPYOKAN: Petani basmi hama tikus dengan cara gropyokan. (foto: ilustrasi).

Lumajang,- Dalam upaya kendalikan hama tikus yang menyerang tanaman padi dan jagung, Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang merancang skema Gropyokan, yakni membasmi tikus menggunakan alat tradisional dan alat emposan yang berbentuk seperti knalpot.

“Yang saat ini sudah dilaksanakan di Kecamatan Kunir, Yosowilangun, dan Pasrujambe,” kata Kepala DKPP Lumajang, Hairil Diani saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Senin (29/7/24).

Namun, Hairil belum bisa menjelaskan berapa hektar lahan sawah milik petani yang akan menggunakan skema ini.

“Tidak hafal angka jumlah total keseluruhannya,” kata dia singkat.

Pembasmian hama tikus secara tradisional ini dilakukan bertahap dan berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

“Untuk jadwal selanjutnya, saya konfirm dulu ke Koordinasi POPT (Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, red) yang mengkoordinasikan pelaksanaannya,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan hektar lahan pertanian di Kabupaten Lumajang, dipastikan gagal panen karena diserang hama tikus. Serangan hama tikus meliputi tanaman padi dan jagung.

Jagung dan padi yang menghitung hari untuk dipanen, rusak terserang hama tikus. Hewan pengerat ini merusak puluhan hektar tanaman jagung dan padi yang mayoritas berada di Kecamatan Candipuro.

Hama tikus memakan jagung siap panen di beberapa area hingga tersisa tongkolnya saja. Otomatis, tanaman jagung pun tidak bisa dipanen.

Petani tidak kuasa membasmi tikus-tikus yang semakin banyak. Berbagai cara sudah dilakukan, dari memberi obat sampai memasang jebakan namun tidak membuahkan hasil. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 112 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Sekda Memasuki Masa Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Buka Seleksi Terbuka

29 Juli 2025 - 19:55 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Probolinggo Kembali Dilanjutkan

29 Juli 2025 - 18:05 WIB

Antrean BBM di Lumajang Meningkat Drastis, Bupati Pastikan Stok Aman

29 Juli 2025 - 14:44 WIB

Dampak Kelangkaan BBM, Pemkab Jember Terapkan Belajar dan Kerja dari Rumah

29 Juli 2025 - 11:52 WIB

Trending di Pemerintahan