Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 18 Jul 2024 19:23 WIB

Piodalan di Lumajang, Warga Tawur Agung Panca Wali Krama di Pura Mandhara Giri Semeru


					SAKRAL: Umat Hindu saat menggelar  upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kec. Senduro, Kab. Lumajang, Kamis (18/7/24). (foto: Asmadi). Perbesar

SAKRAL: Umat Hindu saat menggelar upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kec. Senduro, Kab. Lumajang, Kamis (18/7/24). (foto: Asmadi).

Lumajang,- Ribuan umat Hindu Bali dan Jawa Timur menggelar upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Kamis (18/7/24).

Diketahui, ritual keagamaan ini di Kabupaten Lumajang telah dimulai sejak tanggal 8 Mei dengan puncak perayaan pada tanggal 20 Juli. Acara lalu berakhir pada tanggal 4 Agustus 2024.

Sebelum upacara dimulai, beberapa acara seperti Matur Piuning Pura Mandara Giri Semeru Agung, upacara melasti, puncak karya, dan ditutup dengan berbagai upacara pada 4 Agustus.

Rangkaian acara di Tawur Panca Wali Krama kali ini diawali dengan pemanjatan do’a bersama hingga persembahan tari-tarian adat. .

Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, salah satu tokoh ummat Hindu mengatakan, makna Piodalan ini untuk mewujukan kehidupan yang harmonis dan sejahtera lahir batin dalam masyarakat.

Perayaan piodalan ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni satu tahun, lima tahun, dan setiap 10 tahun sekali.

Namun yang membedakan piodalan kali ini adalah ritualnya, yakni jumlah kerbau yang dikuburkan. Biasanya, jika setiap tahun maka menggunakan satu ekor kerbau.

Lalu jika upacara digelar setiap lima tahun sekali, maka menggunakan tiga ekor kerbau. Sedangkan, jika upacara setiap 10 tahun maka menggunakan 13 ekor kerbau.

“Ini merupakan wujud dari rasa syukur kami terhadap alam semesta yang telah memberikan berkah kepada kita semua,” kata Tjokorda Oka.

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, piodalan yang diadakan di Lumajang merupakan sebuah bentuk moderasi beragama yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Selain itu, upacara piodalan menjadi sumber perekonomian bagi warga sekitar pura. Mulai dari makanan, penginapan, hingga aksesoris dan oleh-oleh.

Bahkan, rumah-rumah warga sekitar pura menjadi tempat penginapan bagi masyarakat Ummat Hindu yang ingin bermalam di kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung.

“Nah ini menjadi bentuk keberagaman agama yang saling berdampingan, juga mengangkat ekonomi warga sekitar yang memang masih rendah,” bebernya.

“Bahkan rumah warga disewa jamarnya untuk beemalam. Ini yang membuat perekonomian warga sekitar pura bertambah,” Indah memungkasi. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 122 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya