Menu

Mode Gelap
Literasi Digital Penting bagi Generasi Muda demi Perangi Berita Hoaks pada Pilkada 2024 ‘Disambut’ Bencana Alam, Pj Bupati Lumajang Torehkan Banyak Prestasi Sadis! Wanita di Kuripan Probolinggo Habisi Suami karena CLBK dengan Istri Pertama Hoaks Bertebaran Jelang Pilkada Serentak 2024, Jurnalis Diminta Jadi Tonggak Penegak Demokrasi Kandang Ternak di Sumbertaman Kota Probolinggo Terbakar, Motor Ikut Ludes PT. KAI Daop 9 Bongkar Bantalan Rel Kayu, Diganti dengan Bantalan Sintetis

Budaya · 22 Jun 2024 11:34 WIB

Gelar Yadnya Kasada, Cara Warga Tengger Bangun Harmoni dengan Tuhan dan Manusia


					YADNYA KASADA: Warga Tengger membawa ongkek berisi hasil bumi dan sesaji ke kawah Gunung Bromo untuk dilarung. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

YADNYA KASADA: Warga Tengger membawa ongkek berisi hasil bumi dan sesaji ke kawah Gunung Bromo untuk dilarung. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ribuan warga Tengger yang berada di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang, pada Sabtu (22/6/24) dinihari, menggelar Yadnya Kasada 1946 Saka.

Dengan ritual ini, diharapkan warga Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo, dapat meningkatkan keimanan agar terjalin hubungan harmonis baik kepada Tuhan maupun sesama manusia.

Upacara Yadnya Kasada 1946 Saka (2024) diawali dengan kedatangan ongkek atau sesaji hasil bumi ke Pura Luhur Poten sekitar pukul 00.00 WIB.

Kemudian pukul 03.00 WIB, prosesi Yadnya Kasada ini dimulai dengan dipimpin dukun pandita Tengger, Sutomo.

Prosesi Yadnya Kasada ini dimulai dengan pembacaan sejarah Yadnya Kasada, pembacaan mantra mulunan, penutupan, dan prosesi labuh ongkek atau labuh sesaji.

“Pada upacara Yadnya Kasada tahun ini, tidak ada prosesi pengukuhan dukun pandita, namun prosesi lain tetap ada dan dilaksanakan,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.

Barulah, pada pukul 04.30 WIB, prosesi akhir dari upacara Yadnya Kasada yakni, labuh ongkek atau labuh sesaji dilaksanakan.

RITUAL: Warga mengais sesajen yang dilarung ke kawah Gunung Bromo saat puncak perayaan Yadnya Kasada. (foto: Hafiz Rozani).

Ongkek yang sebelumnya didoakan di Pura Poten Luhur dibawa ke bibir kawah Bromo, untuk selanjutnya dilabuh ke kawah Bromo.

Prosesi labuh ongkek ini menandakan sesuai pesan leluhur atau Raden Kusuma, setiap bulan purnama bulan Kasada, kirimi hasil bumi dengan melabuhkannya ke kawah Gunung Bromo.

“Harapan saya, pada Yadnya Kasada tahun ini warga Tengger lebih meningkatkan imannya, agar hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungan lebih harmonis,” tutup Bambang. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Tari Sodoran di Hari Raya Karo Pukau Wisman

20 Agustus 2024 - 18:26 WIB

Hari Raya Karo, Warga Lereng Bromo Gelar Tari Sodoran

20 Agustus 2024 - 17:34 WIB

Trending di Budaya