Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 16 Apr 2024 19:58 WIB

Berkah Lebaran, Penjual Selongsong Ketupat di Lumajang Banjir Pesanan


					KUPATAN: Penjual selongsong ketupat di Lumajang banjir pesanan seiring tradisi kupatan pada 7 hari pasca lebaran. (foto: Asmadi). Perbesar

KUPATAN: Penjual selongsong ketupat di Lumajang banjir pesanan seiring tradisi kupatan pada 7 hari pasca lebaran. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Lebaran ketupat membuat Nurma Hidayah (32), pedagang janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang, kewalahan melayani para pembeli, Selasa (16/4/2024).

Warga Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang ini mengaku kewalahan karena barang dagangannya diserbu pembeli. Tak heran, sebab pada hari ke-7 pasca lebaran, ada tradisi kupatan.

“Kemarin saya juga jualan, tapi tidak seramai hari ini. Mungkin karena saat ini hari terakhir kali ya,” kata Nurma.

Nurma mengaku sudah empat hari menjajakan janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang. Satu ikat selongsong ketupat yang isinya sepuluh, dibandrol dengan harga Rp10 ribu.

Setiap harinya, dirinya membawa 2.500 selongsong ketupat ke pasar. “Itu selalu habis terjual. Alhamdulillah hari ini dagangan saya cepat habis,” ujarnya senang.

Adapun harga satu batang janur kelapa, imbuh Nurma, awalnya hanya Rp25 hingga Rp30 ribu per batangnya. Satu batang janur bisa dibuat untuk 120 hingga 125 selongsong ketupat.

Namun karena memaski hari raya ketupat dan banyak permintaan, membuat satu batang janur harganya naik dua kali lipat menjadi Rp 50 ribu per batangnya.

“Apalagi janur di Lumajang sudah terbatas, ya terpaksa saya pesan ke saudara saya yang ada di pelosok Kabupaten Jember, untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ungkapnya.

Menurutnya, hari raya kupatan adalah salah satu momentum yang tidak boleh dilewatkan untuk berjualan. Sebab, momen tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencari cuan berlipat.

“Karena, ini adalah momen tahunan, kita jual dimanapun akan dicari oleh pembeli, yang penting niat dan mau berjualan, itu saja kuncinya,” beber dia.

Salah satu pembeli selongsong ketupat, Siti Maisaroh mengungkapkan, adanya penjual ketupat menguntungkan warga. Sebab mayoritas warga tidak bisa membuat sendiri selongsong ketupat.

“Ya diuntungkan sekali, karena saya tidak bisa buat selongsong ketupat. Jadi saya beli saja, meski harganya Rp10 ribu, tidak jadi masalah, yang penting saya bisa ikut merayakan kupatan,” ucap Siti. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moh. Rochim

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya