Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Budaya · 11 Mar 2024 13:01 WIB

Pawai Ogoh-ogoh di Lereng Semeru jadi Simbol Kuatnya Toleransi di Lumajang


					SIMBOL TOLERANSI: Pawai Ogoh-ogoh di Lereng Semeru Lumajang jadi simbol kuatnya toleransi antar umat beragama di kawasan tersebut. (foto: Asmadi). Perbesar

SIMBOL TOLERANSI: Pawai Ogoh-ogoh di Lereng Semeru Lumajang jadi simbol kuatnya toleransi antar umat beragama di kawasan tersebut. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Pawai ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi yang dilakukan oleh umat Hindu di lereng Gunung Semeru, menjadi simbol kuatnya toleransi antar umat beragama Kabupaten Lumajang.

Hal itu diungkapkan oleh Rendi (29) salah seorang muslim, yang ikut membantu mengarak ogoh-ogoh di kawasan Pura Madaragiri Semeru Agung, Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Minggu (10/3/24) malam.

Dengan adanya pawai ogoh-ogoh ini, kata Rendy, membuat sejumlah umat Islam dan penganut agama Kristen, bahu-membahu membantu kerabat dan tetangganya yang beragama Hindu mengarak ogoh-ogoh keliling desa.

“Dari sinilah, toleransi kita terlihat, disinilah kerukunan antar umat beragama terbina. Kabupaten Lumajang adalah suatu daerah yang penuh dengan toleransi antar umat beragama yang kuat,” kata Rendi.

Rendi menjelaskan, saat arak-arakan ogoh-ogoh ini, bukan hanya TNI-Pri yang membantu menjaga keamanan. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) juga ikut menjaga keamanan dan ketertiban.

“Inilah kami, warga Lumajang yang selalu siap bahu-membahu dan bergotong-royong untuk menjaga toleransi kita,” tegasnya.

Ketua Pengurus Harian Pura Mandara Giri Semeru Agung Wira Dharma mengatakan, toleransi antar umat beragama di Kecamatan Senduro sudah lama terbangun dengan baik.

“Jadi yang ikut pawai ogoh-ogoh ada dari saudara-saudara kita yang beragama Islam, yang ikut mengarak sekaligus membuat ogoh-ogohnya,” terang Wira.

Wira mengatakan, ia melihat ada potensi penguatan sektor ekonomi dengan melalui UMKM masyarakat dalam perayaan Hari Raya Nyepi, khususnya saat ogoh-ogoh diarak berkeliling desa.

“Dengan adanya kegiatan ini, tentu harapannya ada nilai ekonomi, nilai wisata, dan juga nilai ritual,” pungkas dia. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya