Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Kesehatan · 28 Feb 2024 17:19 WIB

Pemprov Pasok 10.000 Dosis Vaksin, DKPP Lumajang: Masih Terbatas


					VAKSINASI: Proses penyuntikan hewan ternak di Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

VAKSINASI: Proses penyuntikan hewan ternak di Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang mengatakan, jumlah vaksin virus Lumpy Skin Disease (LSD) sangatlah terbatas. Sebab, DKPP Lumajang hanya mendapatkan 10.000 vaksinasi LSD.

Bahkan, jumlah tersebut sudah dibagikan ke beberapa peternak sapi. Salah satunya, para peternak sapi perah di Kecamatan Senduro.

“Untuk vaksinnya, kami mendapatkan 10.000 dosis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebagian sudah kami sebar di peternakan sapi Senduro,” kata Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Lumajang Endra Novianto, saat dikonfirmasi, Selasa (28/2/2024).

Meski telah diberikan vaksin, kata Endra, pihaknya meminta peternak sapi untuk lebih aktif menjaga ternaknya dengan memberikan pakan yang kaya protein.

Selain itu, Endra meminta agar peternak lebih aktif untuk meminta vaksin ke petugas kesehatan hewan setempat. Sebab, jumlah vaksin yang dimiliki pemkab saat ini masih terbatas.

Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan vaksinasi massal seperti saat penyakit kuku dan mulut (PMK) menyerang tahun lalu. Karena, jumlah vaksin yang didapat sangat terbatas.

“Jumlah vaksin kami tidak sebanyak waktu PMK, jadi memang kami prioritaskan masyarakat yang memang ingin sapinya divaksin,” imbuh Endra.

Jika vaksin itu habis, kata Endra, masih bisa mengajukan lagi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun, prosesnya akan lama dan tidak bisa langsung tersedia.

Di samping itu, vaksin LSD memiliki masa kadaluarsa. Sehingga, stok yang ada harus sebisa mungkin dimanfaatkan oleh peternak sapi.

“Vaksin ini punya masa kedaluwarsa, karena stok kami terbatas. Jadi kami imbau masyarakat untuk lebih aktif meminta. Walaupun bisa meminta kuota tambahan tapi kan juga perlu waktu, tidak bisa instan. Pengalaman kami waktu PMK itu banyak yang menolak vaksin karena merasa sapinya sehat,” pungkas dia. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Campak Melonjak di Jember, Pencegahan Terhambat Imunisasi

29 Agustus 2025 - 14:18 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan

12 Agustus 2025 - 14:42 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Trending di Internasional