Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Kesehatan · 27 Feb 2024 23:54 WIB

Terserang Penyakit Ngorok, Belasan Sapi di Lumajang Mati Mendadak


					SEHAT: Suasana Pasar Hewan Lumajang, yang kian ramai. (foto: dok). Perbesar

SEHAT: Suasana Pasar Hewan Lumajang, yang kian ramai. (foto: dok).

Lumajang,- Sebanyak 14 sapi di Kabupaten Lumajang tiba-tiba mati mendadak. Dari 14 sapi yang mati, sembilan di antaranya berada di Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso. Sedangkan lima sapi lainnya berada di Desa Banyuputih Lor, Kecamatan Randuagung.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, Hairil Diani menyampaikan, soal sapi yang mati secara mendadak.

“Saat ini, kami telah mendapatkan dua sampel darah sapi yang meninggal di dua kecamatan itu, dan sudah dikirim ke laboratorium untuk dicek penyakit apa yang menyebabkan kematian terhadap ternak milik warga. Dan tinggal menunggu hasilnya,” kata Hairil, Selasa (27/2/2024).

Menurut informasi yang didapat, kata Hairil, 14 sapi yang mati tersebut terkena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok.

Penyakit SE sering menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi peternak, terutama apabila tidak ditanggulangi secara seksama.

Penyakit SE biasanya berjalan cepat dan menimbulkan angka kematian yang tinggi terutama ternak yang telah menunjukkan gejala klinis jelas.

“Kalau dugaannya penyakit ngorok, biasanya sapi itu panas, ngiler terus ambruk dan langsung mati, tapi kita masih menunggu hasil labnya,” katanya.

Di samping itu, kata Hairil, infeksi Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit lato-lato, sudah menyerang 138 sapi di Lumajang. Anehnya lagi, dalam kasus ini, tidak ada sapi warga yang mati gara-gara terkena LSD.

“Untuk mengetahui itu semua, tinggal kita tunggu dari hasil labnya nanti,” pungkasnya. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 100 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Campak Melonjak di Jember, Pencegahan Terhambat Imunisasi

29 Agustus 2025 - 14:18 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan

12 Agustus 2025 - 14:42 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Trending di Internasional