Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Lingkungan · 21 Agu 2023 14:39 WIB

Kemarau Panjang, Seratusan KK di Lumajang Krisis Air Bersih


					KRISIS AIR BERSIH: Seorang warga Desa Jatisari, Lumajang, sedang mengisi galon untuk kebutuhan air bersih. (foto: Asmadi) Perbesar

KRISIS AIR BERSIH: Seorang warga Desa Jatisari, Lumajang, sedang mengisi galon untuk kebutuhan air bersih. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Sedikitnya 100 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Cerme Kulon, Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang mengalami kekeringan.

“Ada 100 KK yang terdampak kekeringan. Selama ini, kami mengandalkan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, untuk mendapatkan air bersih,” kata warga Desa Jatisari, Senin (21/8/2023).

Hasim menjelaskan, sudah satu bulan ini warga Desa Jatisari mengalami kekeringan. Bahkan, kata dia, ratusan sumur milik warga yang memiliki kedalaman kurang lebih 20 meter, sudah tidak mengeluarkan air.

Kondisi itu disebabkan letak geografis sumur yang lebih dangkal dibandingkan sungai yang berada disekitar pemukiman warga. Alhasil, sumur-sumur yang berada di Desa Jatisari tidak bisa dimanfaatkan.

“Sumber air yang berada di sumur turun ke titik yang lebih rendah dan membuat sumur tak digenangi air. Kondisi ini terjadi pasca banjir lahar dingin Semeru,” imbuhnya.

Senada dengan Hasim, warga Desa Jatisari lainnya Hasna Pratiwi menambahkan, meski telah disuplai oleh BPBD Lumajang, namun jumlah air masih sangat minim.

Sebagian warga harus mengambil air bersih ke sumber mata air yang berjarak kurang lebih dari 1 kilometer untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

“Dua hari sekali ada kiriman air bersih dari BPBD, tapi itu pun kadang tidak cukup. Jadi, kalau habis dan belum ada kiriman terpaksa ambil air ke sumber, jaraknya sekitar satu kilometer,” ujarnya.

Menurutnya, keperluan air bersih hanya digunakan untuk memasak dan minum. Sementara, untuk keperluan mandi dan mencuci warga memilih pergi ke sungai.

“Ini buat minum sama keperluan memasak. Kalau mandi dan cuci baju biasanya ya pergi ke sungai biar hemat,” ungkap Hasna. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Trending di Lingkungan