Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Lingkungan · 21 Agu 2023 14:39 WIB

Kemarau Panjang, Seratusan KK di Lumajang Krisis Air Bersih


					KRISIS AIR BERSIH: Seorang warga Desa Jatisari, Lumajang, sedang mengisi galon untuk kebutuhan air bersih. (foto: Asmadi) Perbesar

KRISIS AIR BERSIH: Seorang warga Desa Jatisari, Lumajang, sedang mengisi galon untuk kebutuhan air bersih. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Sedikitnya 100 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Cerme Kulon, Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang mengalami kekeringan.

“Ada 100 KK yang terdampak kekeringan. Selama ini, kami mengandalkan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, untuk mendapatkan air bersih,” kata warga Desa Jatisari, Senin (21/8/2023).

Hasim menjelaskan, sudah satu bulan ini warga Desa Jatisari mengalami kekeringan. Bahkan, kata dia, ratusan sumur milik warga yang memiliki kedalaman kurang lebih 20 meter, sudah tidak mengeluarkan air.

Kondisi itu disebabkan letak geografis sumur yang lebih dangkal dibandingkan sungai yang berada disekitar pemukiman warga. Alhasil, sumur-sumur yang berada di Desa Jatisari tidak bisa dimanfaatkan.

“Sumber air yang berada di sumur turun ke titik yang lebih rendah dan membuat sumur tak digenangi air. Kondisi ini terjadi pasca banjir lahar dingin Semeru,” imbuhnya.

Senada dengan Hasim, warga Desa Jatisari lainnya Hasna Pratiwi menambahkan, meski telah disuplai oleh BPBD Lumajang, namun jumlah air masih sangat minim.

Sebagian warga harus mengambil air bersih ke sumber mata air yang berjarak kurang lebih dari 1 kilometer untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

“Dua hari sekali ada kiriman air bersih dari BPBD, tapi itu pun kadang tidak cukup. Jadi, kalau habis dan belum ada kiriman terpaksa ambil air ke sumber, jaraknya sekitar satu kilometer,” ujarnya.

Menurutnya, keperluan air bersih hanya digunakan untuk memasak dan minum. Sementara, untuk keperluan mandi dan mencuci warga memilih pergi ke sungai.

“Ini buat minum sama keperluan memasak. Kalau mandi dan cuci baju biasanya ya pergi ke sungai biar hemat,” ungkap Hasna. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan