Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Lingkungan · 21 Agu 2023 14:39 WIB

Kemarau Panjang, Seratusan KK di Lumajang Krisis Air Bersih


					KRISIS AIR BERSIH: Seorang warga Desa Jatisari, Lumajang, sedang mengisi galon untuk kebutuhan air bersih. (foto: Asmadi) Perbesar

KRISIS AIR BERSIH: Seorang warga Desa Jatisari, Lumajang, sedang mengisi galon untuk kebutuhan air bersih. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Sedikitnya 100 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Cerme Kulon, Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang mengalami kekeringan.

“Ada 100 KK yang terdampak kekeringan. Selama ini, kami mengandalkan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, untuk mendapatkan air bersih,” kata warga Desa Jatisari, Senin (21/8/2023).

Hasim menjelaskan, sudah satu bulan ini warga Desa Jatisari mengalami kekeringan. Bahkan, kata dia, ratusan sumur milik warga yang memiliki kedalaman kurang lebih 20 meter, sudah tidak mengeluarkan air.

Kondisi itu disebabkan letak geografis sumur yang lebih dangkal dibandingkan sungai yang berada disekitar pemukiman warga. Alhasil, sumur-sumur yang berada di Desa Jatisari tidak bisa dimanfaatkan.

“Sumber air yang berada di sumur turun ke titik yang lebih rendah dan membuat sumur tak digenangi air. Kondisi ini terjadi pasca banjir lahar dingin Semeru,” imbuhnya.

Senada dengan Hasim, warga Desa Jatisari lainnya Hasna Pratiwi menambahkan, meski telah disuplai oleh BPBD Lumajang, namun jumlah air masih sangat minim.

Sebagian warga harus mengambil air bersih ke sumber mata air yang berjarak kurang lebih dari 1 kilometer untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

“Dua hari sekali ada kiriman air bersih dari BPBD, tapi itu pun kadang tidak cukup. Jadi, kalau habis dan belum ada kiriman terpaksa ambil air ke sumber, jaraknya sekitar satu kilometer,” ujarnya.

Menurutnya, keperluan air bersih hanya digunakan untuk memasak dan minum. Sementara, untuk keperluan mandi dan mencuci warga memilih pergi ke sungai.

“Ini buat minum sama keperluan memasak. Kalau mandi dan cuci baju biasanya ya pergi ke sungai biar hemat,” ungkap Hasna. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Hippa di Lumajang Keluhkan Efektivitas Dam Boreng

22 April 2025 - 19:41 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Warga Khawatir, Tanggul Penahan di DAS Gunung Semeru di Sumberwuluh Terkikis

15 April 2025 - 14:15 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025

15 April 2025 - 02:58 WIB

Jembatan Pajarakan Diperbaiki, ini Jalur Alternatif untuk Hindari Kemacetan

14 April 2025 - 13:23 WIB

Warga Lumajang Menghela Napas Lega, Jalan Rusak 10 Tahun Segera Diperbaiki

13 April 2025 - 14:00 WIB

Trending di Lingkungan