Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Budaya · 3 Agu 2023 18:36 WIB

Hari Raya Karo, Warga Tengger Gelar Tari Sodoran


					Dua mempelai laki-laki Kades Ngadisari dan perempuan Kades Wonotoro melakukan Tari Sodoran. Perbesar

Dua mempelai laki-laki Kades Ngadisari dan perempuan Kades Wonotoro melakukan Tari Sodoran.

Probolinggo – Warga Tengger di tiga desa (Ngadisari, Wonotoro, dan Jetak), Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo pada Kamis (3/08/23) melaksanakan ritual Tari Sodoran. Ritual yang menggambarkan pernikahan laki-laki dan perempuan ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Hari Karo.

Ritual Tari Sodoran yang digelar Kamis siang di Balai Desa Ngadisari diawali dengan pertemuan pasangan pengantin. Di mana rombongan mempelai laki-laki dari Desa Ngadisari, dan rombongan mempelai perempuan dari Desa Wonotoro. Secara simbolis kedua pengantin ini laki-laki ini merupakan Kepala Desa Ngadisari dan Kepala Desa Wonotoro.

Saat pertemuan tersebut, mempelai laki-laki dari Desa Ngadisari membawa Jimat Klontongan, yang terdiri dari tanduk sapi, tempat air, serta tombak. Setelah pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan prosesi ritual Tari Sodoran yang dilaksanakan di Balai Desa Ngadisari.

Sebelum ritual Tari Sodoran, dukun pandita membaca mantera-mantera. Tari Sodoran sendiri diperagakan oleh dua pasangan laki-laki dari Desa Ngadisari dan Wonotoro yang kemudian secara bergantian menari setelah sepasang penari sebelumnya selesai menari.

“Jadi Tari Sodoran ini sebagai simbolis penciptaan atau tanda pencipta. Sementara ada tanduk kerbau yang juga digunakan saat Tari Sodoran ini sebagai simbol pemersatu warga Suku Tengger,” ujar Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.

Di tengah ritual Tari Sodoran, kaum ibu dan remaja perempuan dari dua desa, Ngadisari dan Wonotoro datang membawa bekal makanan untuk diberikan kepada kaum laki-laki yang melaksanakan ritual Tari Sodoran.

“Tari Sodoran tahun ini dilaksanakan di Desa Ngadisari. Nantinya setelah Jimat Klontongan diserahkan ke Desa Wonotoro, Tari Sodoran tahun depan akan dilaksanakan di Desa Wonotoro,” kata Bambang.

Sementara salah satu remaja asal Desa Ngadisari, Nike Siay Mulya Adriani mengatakan, Tari Sodoran ini merupakan tradisi turun-temurun, yang melambangkan pertemuan antara laki-laki dan perempuan.

“Tari Sodoran ini sudah ada sejak zaman leluhur, yang mana dalam pelaksanaannya saya tadi mengirim makanan untuk bapak sama kakak yang ikut ritual. Saya berharap, generasi muda setelah saya dapat tetap melestarikan Tari Sodoran ini,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 77 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya