Menu

Mode Gelap
Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca Bocah di Paiton Curhat di Tik-tok, Ngaku jadi Korban Pencabulan Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba, Bandar hingga Kurir Dibekuk Dinkes Lumajang Edukasi Bahaya Sound Horeg, Bukan Sekadar Berisik, Bisa Mematikan BPN Lumajang: Kami Punya Dasar Yuridis dan Fisik yang Kuat Cegah Peredaran Bendera One Piece, Polisi di Kota Probolinggo Bagikan Bendera Merah Putih ke Pengguna Jalan

Advertorial · 14 Jul 2023 18:34 WIB

Dua Tahun ‘Ajegeh’ Probolinggo, AKBP Arsya: Masyarakat Probolinggo Luar Biasa


					RAMAH: Kapolres Probolinggo, AKBP. Teuku Arsya Khadafi, saat berbincang dengan jurnalis PANTURA7.com, Haliza. (foto: Ali Ya'lu) Perbesar

RAMAH: Kapolres Probolinggo, AKBP. Teuku Arsya Khadafi, saat berbincang dengan jurnalis PANTURA7.com, Haliza. (foto: Ali Ya'lu)

Probolinggo,– Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi segera bertugas di tempat baru sebagai Kapolres Tulungagung. Ia dimutasi berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1396/VI/KEP/2023/tanggal 24 Juni 2023.

Setelah dua tahun lebih bertugas di Kabupaten Probolinggo, sejak Juni 2021 lalu, Kapolres Arsya mengaku memiliki banyak kesan dan kenangan manis selama bertugas di daerah yang beribukota Kraksaan ini.

Kapolres Arsya menyebut, diantara yang paling berkesan terhadapnya, ialah kondisi masyarakat Probolinggo yang memiliki rasa tenggang rasa yang tinggi. Ia menyebut, warga Probolinggo sebagai masyarakat yang luar biasa dengan tingginya tenggang rasa yang dimiliki.

“Luar biasa tenggang rasa yang ada di masyarakat Probolinggo, ini tidak ada dalam anggapan saya sebelum saya bertugas di Probolinggo,” katanya dalam podcast ‘Berani Blak-Blakan’ PANTURA TV, Rabu (12/7/2023).

Ia mengungkapkan, sebelum bertugas di Probolinggo, ia menduga karakter masyarakat Probolinggo merupakan kelompok masyarakat yang memiliki karakter yang keras dan susah diatur.

Namun, setibanya di daerah yang terkenal dengan buah mangga ini, kenyataannya berbanding terbalik. Masyarakat Probolinggo ternyata sangat mencintai kerukunan.

“Sebelumnya saya memang pernah bertugas di Polda Jatim, tapi tidak pernah di Probolinggo. Dugaan saya, sebagai daerah yang berada di zona Tapal Kuda, masyarakat Probolinggo ini keras-keras. Ternyata tidak demikian, justru guyub, semangat gotong royongnya tinggi,” ujar dia.

Perwira menengah Polri berdarah Aceh ini menjelaskan, salah satu tingginya sikap tenggang rasa yang dimiliki masyarakat setempat, sudah terbukti saat pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak pada Februari 2022 lalu.

Pada pelaksanaan pilkades serentak tersebut, sama sekali tidak ada insiden kekerasan ataupun kekacauan yang terjadi. Padahal, pilkades di daerah lain ada yang sampai berakhir bentrok.

“Ada sekitar 250 desa yang pilkades dan menjadi pilkades terbanyak di wilayah Polda Jatim. Pada saat itu kondisi masyarakat cukup dinamis, tapi zero insident. Ini membuktikan masyarakat Probolinggo memiliki tenggang rasa yang luar biasa,” paparnya.

Selain hal itu, menurutnya, Kabupaten Probolinggo memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang juga luar biasa. Banyak destinasi wisata yang terus berkembang, termasuk wisata di kawasan Gunung Bromo.

Lebih dari itu, dengan adanya enam exit Tol Trans Jawa, membuat ia meyakini, Probolinggo ke depan akan dapat menjadi daerah termaju di Jawa Timur.

“Saya yakin dan percaya, bersama-sama Probolinggo akan menjadi salah satu daerah paling maju di Jawa Timur, yang penting semua elemen memiliki visi  yamg sama untuk membangun Probolinggo,” ucap lulusan Akpol 2003 ini.

Sebelum bertugas di tempat barunya, ia pun berpesan kepada masyarakat agar terus menjaga sikap tenggang rasanya yang luar biasa. Termasuk juga memupuk terus rasa gotong-royong yang selama ini sudah hidup turun-temurun.

Dengan begitu, ia meyakini Probolinggo akan menjadi daerah yang rukun, aman, dan tenteram. Tak lupa, ia juga meminta masyarakat juga ikut ‘ajegeh’ (menjaga) keamanan dan ketertiban di wilayahnya.

“Untuk menjadi daerah yang maju, harus tetap menjaga sikap tenggang rasa. Karena perbedaan itu pasti selalu ada, tapi jangan jadikan itu sebagai suatu pemberi jarak atau pemisah, tetapi jadikan sebagai suatu keragaman dalam berpikir,” terangnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 82 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cetak Pendakwah Andal, LDNU Kraksaan Bakal Gelar Festival Da’i Muda 2025

5 Agustus 2025 - 09:30 WIB

Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik

2 Agustus 2025 - 22:26 WIB

Sambut HUT RI ke-80, Pemkot Probolinggo Bagikan 6 Ribu Bendera ke Warga

1 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Jalur Gumitir Ditutup, Warga Ramai-ramai Naik Kereta Api

29 Juli 2025 - 18:25 WIB

Dari Lumajang ke Jember dan Batu, Parti Libur Siap Ekspansi ke Kota Lain

27 Juli 2025 - 15:12 WIB

Jazz Gunung Bromo 2025 Usung Dua Series, Sal Priadi Pukau Penonton di Hari Pamungkas

27 Juli 2025 - 12:44 WIB

Lomba Dayung di Pesisir Kota Pasuruan Diharapkan Tarik Wisatawan

26 Juli 2025 - 17:18 WIB

MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

22 Juli 2025 - 12:43 WIB

Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

17 Juli 2025 - 19:17 WIB

Trending di Regional