Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Advertorial · 14 Jul 2023 18:34 WIB

Dua Tahun ‘Ajegeh’ Probolinggo, AKBP Arsya: Masyarakat Probolinggo Luar Biasa


					RAMAH: Kapolres Probolinggo, AKBP. Teuku Arsya Khadafi, saat berbincang dengan jurnalis PANTURA7.com, Haliza. (foto: Ali Ya'lu) Perbesar

RAMAH: Kapolres Probolinggo, AKBP. Teuku Arsya Khadafi, saat berbincang dengan jurnalis PANTURA7.com, Haliza. (foto: Ali Ya'lu)

Probolinggo,– Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi segera bertugas di tempat baru sebagai Kapolres Tulungagung. Ia dimutasi berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1396/VI/KEP/2023/tanggal 24 Juni 2023.

Setelah dua tahun lebih bertugas di Kabupaten Probolinggo, sejak Juni 2021 lalu, Kapolres Arsya mengaku memiliki banyak kesan dan kenangan manis selama bertugas di daerah yang beribukota Kraksaan ini.

Kapolres Arsya menyebut, diantara yang paling berkesan terhadapnya, ialah kondisi masyarakat Probolinggo yang memiliki rasa tenggang rasa yang tinggi. Ia menyebut, warga Probolinggo sebagai masyarakat yang luar biasa dengan tingginya tenggang rasa yang dimiliki.

“Luar biasa tenggang rasa yang ada di masyarakat Probolinggo, ini tidak ada dalam anggapan saya sebelum saya bertugas di Probolinggo,” katanya dalam podcast ‘Berani Blak-Blakan’ PANTURA TV, Rabu (12/7/2023).

Ia mengungkapkan, sebelum bertugas di Probolinggo, ia menduga karakter masyarakat Probolinggo merupakan kelompok masyarakat yang memiliki karakter yang keras dan susah diatur.

Namun, setibanya di daerah yang terkenal dengan buah mangga ini, kenyataannya berbanding terbalik. Masyarakat Probolinggo ternyata sangat mencintai kerukunan.

“Sebelumnya saya memang pernah bertugas di Polda Jatim, tapi tidak pernah di Probolinggo. Dugaan saya, sebagai daerah yang berada di zona Tapal Kuda, masyarakat Probolinggo ini keras-keras. Ternyata tidak demikian, justru guyub, semangat gotong royongnya tinggi,” ujar dia.

Perwira menengah Polri berdarah Aceh ini menjelaskan, salah satu tingginya sikap tenggang rasa yang dimiliki masyarakat setempat, sudah terbukti saat pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak pada Februari 2022 lalu.

Pada pelaksanaan pilkades serentak tersebut, sama sekali tidak ada insiden kekerasan ataupun kekacauan yang terjadi. Padahal, pilkades di daerah lain ada yang sampai berakhir bentrok.

“Ada sekitar 250 desa yang pilkades dan menjadi pilkades terbanyak di wilayah Polda Jatim. Pada saat itu kondisi masyarakat cukup dinamis, tapi zero insident. Ini membuktikan masyarakat Probolinggo memiliki tenggang rasa yang luar biasa,” paparnya.

Selain hal itu, menurutnya, Kabupaten Probolinggo memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang juga luar biasa. Banyak destinasi wisata yang terus berkembang, termasuk wisata di kawasan Gunung Bromo.

Lebih dari itu, dengan adanya enam exit Tol Trans Jawa, membuat ia meyakini, Probolinggo ke depan akan dapat menjadi daerah termaju di Jawa Timur.

“Saya yakin dan percaya, bersama-sama Probolinggo akan menjadi salah satu daerah paling maju di Jawa Timur, yang penting semua elemen memiliki visi  yamg sama untuk membangun Probolinggo,” ucap lulusan Akpol 2003 ini.

Sebelum bertugas di tempat barunya, ia pun berpesan kepada masyarakat agar terus menjaga sikap tenggang rasanya yang luar biasa. Termasuk juga memupuk terus rasa gotong-royong yang selama ini sudah hidup turun-temurun.

Dengan begitu, ia meyakini Probolinggo akan menjadi daerah yang rukun, aman, dan tenteram. Tak lupa, ia juga meminta masyarakat juga ikut ‘ajegeh’ (menjaga) keamanan dan ketertiban di wilayahnya.

“Untuk menjadi daerah yang maju, harus tetap menjaga sikap tenggang rasa. Karena perbedaan itu pasti selalu ada, tapi jangan jadikan itu sebagai suatu pemberi jarak atau pemisah, tetapi jadikan sebagai suatu keragaman dalam berpikir,” terangnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun

1 Mei 2025 - 17:10 WIB

Mengenal Mini Boat Racing, Lomba Perahu Mini Khas Desa Banjarsari Probolinggo

28 April 2025 - 20:59 WIB

Mengenal Lebih Dekat Sejarah Kereta Api di Lumajang, dari Masa Kolonial hingga Sekarang

26 April 2025 - 18:23 WIB

Jalur Kereta Api di Lumajang Masa Kolonial, Tingkatkan Produksi dan Distribusi Komoditas Ekspor

20 April 2025 - 14:04 WIB

Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda

19 April 2025 - 12:52 WIB

Pemerintah Lumajang Dukung Usulan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Lumajang

13 April 2025 - 13:21 WIB

Kereta Api Masih Favorit, Penumpang di Daop 9 Capai 117.208 Orang Selama Arus Balik

10 April 2025 - 22:04 WIB

Hadapi Puncak Arus Balik, ini Antisipasi KAI Daop 9 Jember

5 April 2025 - 20:16 WIB

Genjot PAD, Pemkab Probolinggo Ambil Alih Pengelolaan PKL Stadion Gelora Merdeka Kraksaan

5 April 2025 - 18:04 WIB

Trending di Advertorial