Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025

Budaya · 30 Jun 2023 09:41 WIB

Bakar ‘Sate Lanjeng’, Tradisi Ponpes Bani Rancang Meriahkan Idul Adha


					UNIK: Santri dan satriwati Ponpes Bani Rancang Probolinggo menggelar tradisi Sate Lanjeng. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

UNIK: Santri dan satriwati Ponpes Bani Rancang Probolinggo menggelar tradisi Sate Lanjeng. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Ada hal unik dan menarik yang menjadi tradisi di Pondok Pesantren (Ponpes( Bani Rancang, Dusun Kalisat, Desa Lemahkembar, Kecamatan Sumbersih, Kabupaten Probolinggo tiap tahun.

Untuk memperingati Idul Adha, ratusan santri menggelar tradisi ‘Sate Lanjeng’ (sate panjang) berupa, ribuan sate yang dibakar memanjang secara beramai-ramai.

Tradisi sate lanjeng digelar Ponpes Bani Rancang pada Kamis malam (29/06/23) pukul 19.00 WIB di lapangan pesantren. Sebelum tradisi dimulai, sejumlah pengurus dibantu santri mempersiapkan tempat panggangan sate sepanjang 100 meter.

Setelah tempat panggangan siap, tahap selanjutnya memasukkan arang dengan total 100 kilogram arang. Setelah arang membara, 2.000 tusuk sate dibagikan kepada santri dan satriwati untuk selanjutnya dibakar bersama.

Setelah mendapat aba-aba dari Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Gus Agus Hasan Muktasim Billah, barulah 2.000 tusuk sate dibakar. Setiap santri mendapat jatah membakar lima tusuk sate.

“Sate lanjeng ini merupakan tradisi pondok pada setiap hari raya Idul Adha, kebetulan saat momen ini, para santri dan santriwati tidak pulang,” ujar Gus Agus.

Tak butuh waktu lama, sate yang dipegang santri dan santriwati secara bergantian matang. Setelah matang, santri dan santriwati makan bersama, nasi dengan lauk sate yang telah dibakar atau polokan yang juga dilaksanakan di halaman ponpes.

“Tradisi ini selain momen dilaksanakan setiap Idul Adha juga mengajarkan para santri kebersamaan selama berada dan belajar di ponpes,” imbuh Gus Agus.

Sementara itu, Siti Fatimah (16), salah seorang santriwati mengamini jika sate lanjeng merupakan tradisi pondok yang digelar tiap tahun. Hanya, pada tahun 2022 lalu tidak digelar karena sedang pandemi Covid-19.

“Tadi saat bakar sate terlalu sama sehingga sejumlah sate milik saya agak gosong. Semoga tahun depan tradisi sate lanjeng ini digelar lebih meriah lagi,” harapnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya