Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 30 Jun 2023 09:41 WIB

Bakar ‘Sate Lanjeng’, Tradisi Ponpes Bani Rancang Meriahkan Idul Adha


					UNIK: Santri dan satriwati Ponpes Bani Rancang Probolinggo menggelar tradisi Sate Lanjeng. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

UNIK: Santri dan satriwati Ponpes Bani Rancang Probolinggo menggelar tradisi Sate Lanjeng. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Ada hal unik dan menarik yang menjadi tradisi di Pondok Pesantren (Ponpes( Bani Rancang, Dusun Kalisat, Desa Lemahkembar, Kecamatan Sumbersih, Kabupaten Probolinggo tiap tahun.

Untuk memperingati Idul Adha, ratusan santri menggelar tradisi ‘Sate Lanjeng’ (sate panjang) berupa, ribuan sate yang dibakar memanjang secara beramai-ramai.

Tradisi sate lanjeng digelar Ponpes Bani Rancang pada Kamis malam (29/06/23) pukul 19.00 WIB di lapangan pesantren. Sebelum tradisi dimulai, sejumlah pengurus dibantu santri mempersiapkan tempat panggangan sate sepanjang 100 meter.

Setelah tempat panggangan siap, tahap selanjutnya memasukkan arang dengan total 100 kilogram arang. Setelah arang membara, 2.000 tusuk sate dibagikan kepada santri dan satriwati untuk selanjutnya dibakar bersama.

Setelah mendapat aba-aba dari Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Gus Agus Hasan Muktasim Billah, barulah 2.000 tusuk sate dibakar. Setiap santri mendapat jatah membakar lima tusuk sate.

“Sate lanjeng ini merupakan tradisi pondok pada setiap hari raya Idul Adha, kebetulan saat momen ini, para santri dan santriwati tidak pulang,” ujar Gus Agus.

Tak butuh waktu lama, sate yang dipegang santri dan santriwati secara bergantian matang. Setelah matang, santri dan santriwati makan bersama, nasi dengan lauk sate yang telah dibakar atau polokan yang juga dilaksanakan di halaman ponpes.

“Tradisi ini selain momen dilaksanakan setiap Idul Adha juga mengajarkan para santri kebersamaan selama berada dan belajar di ponpes,” imbuh Gus Agus.

Sementara itu, Siti Fatimah (16), salah seorang santriwati mengamini jika sate lanjeng merupakan tradisi pondok yang digelar tiap tahun. Hanya, pada tahun 2022 lalu tidak digelar karena sedang pandemi Covid-19.

“Tadi saat bakar sate terlalu sama sehingga sejumlah sate milik saya agak gosong. Semoga tahun depan tradisi sate lanjeng ini digelar lebih meriah lagi,” harapnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya