Menu

Mode Gelap
Kapolres Probolinggo Peringatkan Anggotanya; Hindari Gaya Hidup Hedon, Bijak Bermedia Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus di Pandaan Rayakan Hari Batik dengan Membatik Bersama FAO Pilih Pisang Mas Kirana Jadi Produk OCOP, Wabup, Potensi Ekspor Lumajang Meningkat Pasca Pembongkaran Makam di Pasuruan, Massa Geruduk Polsek Winongan Pria Tangerang Dihajar Warga Usai Ketahuan Curi Ban Serep Truk di Pasuruan Pengentasan Kemiskinan Berhasil, 266 KPM PKH Lulus Mandiri

Sosial · 28 Jun 2023 17:44 WIB

PDM Kabupaten Probolinggo Gelar Salat Id di 10 Lokasi


					PDM Kabupaten Probolinggo Gelar Salat Id di 10 Lokasi Perbesar

Probolinggo – Tahun ini, pelaksanaan Idul Adha mengalami perbedaan. Pemerintah menetapkan, Kamis (29/6/2023) besok sebagai Hari Raya Idul Adha, sedangkan Muhammadiyah sudah menggelar salat Ied pada Rabu (28/6/2024) pagi tadi.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo, Sigit Prasetyo mengatakan, metode hisab masih menjadi rujukan dalam menetapkan Hari Raya Idul Adha.

“Dari hasil hisab, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijjah 1444 Hijriyah jatuh pada Senin (19/6/2023) lalu. Sehingga, idul adha (10 Zulhijjah 1444 Hijriyah) jatuh pada Rabu (28/6/2023) hari ini,” katanya.

Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan Idul Adha kali ini, setidaknya ada 10 titik yang ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan salat Id.

Mulai dari lapangan besar Paiton, halaman Mall Pelayanan Publik (MPP) Dringu, hingga halaman parkir salah satu swalayan di Kota Kraksaan, Lapangan Pajarakan, Halaman Koramil Tongas, Halaman TK Ketangi Lumbang, Halaman Converting Leces, dan Masjid At-Taqwa Sumberbulu.

“Di daerah Pendil (Banyuanyar, Red.) terdapat dua titik pelaksanaan, total ada 10 titik,” ujarnya.

Ia pun mengajak kepada kaum muslimin untuk memaknai Idul Adha kali ini dengan semangat toleransi, saling mengasihi, dan saling memberi. Agar keberagaman di Indonesia bisa terus terjaga dengan baik.

“Menjaga semangat toleransi dalam menghadapi perbedaan, itu penting demi tentramnya suatu negara,” ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, adanya perbedaan penetapan Idul Adha antara pemerintah dengan Muhammadiyah merupakan suatu anugerah. Dan hal ini memang lumrah terjadi di negeri yang memang terkenal dengan keanekaragaman budaya dan bahasanya ini.

“Perbedaan penetapan hari Idul Adha merupakan hal yang biasa dan harus saling menghormati dalam bingkai menjaga toleransi dan kondusivitas wilayah,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahnudi
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tak Lagi Penuhi Syarat, Ratusan Penerima Bantuan di Pasuruan Dihapus

1 Oktober 2025 - 17:27 WIB

Dinilai Tidak Hargai Makam Kyai, Warga Bongkar Bangunan Makam di Winongan Pasuruan

1 Oktober 2025 - 15:52 WIB

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah

30 September 2025 - 19:32 WIB

Mobil Polisi di Pasuruan Jadi Pengangkut Air Bersih untuk Warga Kekeringan

27 September 2025 - 14:18 WIB

Digerogoti Penyakit Langka, Bocah 3 Tahun di Probolinggo ini Butuh Bantuan

27 September 2025 - 07:47 WIB

Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan

25 September 2025 - 20:09 WIB

BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen

25 September 2025 - 19:32 WIB

Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru

25 September 2025 - 16:20 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Trending di Pemerintahan