Lumajang,- Para penggemar jajanan tradisional, pasti tidak asing dengan kue Lupis. Jajanan yang satu ini merupakan makanan khas daerah Jawa yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Hingga kini, lupis masih bertahan eksistensinya bersama dengan kue basah tradisional lainnya. Biasanya kue lupis dijajakan di pasar pada pagi hari bersama dengan klepon dan gethuk.
Bahan dasar lupis adalah beras ketan yang dikukus menggunakan daun pisang, lalu setelah matang diberi taburan kelapa muda parut. Agar lebih nikmat, lupis ditambah dengan lumuran gula merah yang telah dicairkan.
Kue lupis ini lebih enak disantap pada saat pagi hari. Biasanya, mayoritas penikmat lupis minum kopi setelah menyantap kue tradisional itu.
Penjual Lupis di even Loemadjang Biyen, Lidia Iska (29) mengatakan, lupis dikenal sebagai makanan tradisional yang legit dengan lumuran gula merah yang manis. Kian nikmat disantap dengan taburan parutan kelapa diatasnya.
“Makanan ini sudah jarang ditemui, tapi jangan khawatir jajanan tradisonal ini tetap saya jual di Pasar Rakjat Loemadjang Mbiyen untuk mengenang masa lalu,” kata Lidia, sembari tersenyum, Minggu (7/5/2023).
Warga Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang mengaku, satu piring Lopes ia jual dengan harga Rp 3-5 ribu saja. Bagi pengunjung yang datang ke Loemadjang Mbiyen, jangan lupa mampir untuk mencicipi kue lupis buatannya.
“Kalau datang di lokasi Loemadjang Mbiyen jangan lupa mampir ke stan kami ya, untuk rasa jangan khawatir. Sebab, cara saya untuk membuat kue lupis ini enak, saya buat dengan sepenuh hati saya,” sumbar wanita berkerudung kuning tua itu.
Tak hanya itu, imbuh Lidia, bahan dasar untuk membuat lupis dari ketan putih yang lama proses perebusannya kurang lebih 7 jam dengan dibungkus daun pisang.
“Keunikan kue lupis ini terletak pada tekstur beras ketan yang pulen legit dengan aroma wangi daun pisang. Kue lupis bisa dibentuk segitiga atau berbentuk silinder panjang seperti lontong,” pungkasnya. (**)
Editor: Mohamad S
Publisher: A. Zainullah FT