Tiris,- Teka-teki motif pembacokan terhadap Moh. Nuryasin (33) warga Desa Pedagangan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, terkuak. Ternyata, peristiwa berdarah itu dilatarbelakangi cinta terlarang yang dijalani korban.
Hal itu terungkap setelah pelaku pembacokan, Muhammad Kusniadi (33) warga Desa Alun alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang menyerahkan diri, ke Polsek Ranuyoso.
Pelaku juga mengalami luka dibagian bahu akibat perlawanan dari korban Bahkan ia sempat mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Ranuyoso sebelum akhirnya menyerahkan diri.
Menurut Kusniadi, ia mendapatkan perlawanan dari korban dengan menggunakan pecahan kaca meja. Perkelahian tersebut terjadi setelah keduanya membahas bisnis dagangan mereka yang berujung cekcok terkait peraselingkuhan antara istri Kusniadi dengan Nuryasin.
Saat itu, Nuryasin emosi, secara spontan Kusniadi mengeluarkan celuritnya yang dibawanya dari rumah. Nuryasin berusaha merebut celurit tersebut namun gagal dan memecahkan kaca meja untuk menusuk Kusniadi.
Akibat duel itu, Nuryasin mengalami luka bacok dibagian leher sehingga harus dibawa ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Sementara Kusniadi mengalami luka dibagian punggung, memilih langsung kabur.
Kapolsek Tiris IPTU Agus Nurfadianto membenarkan pelaku pembacokan sudah berhasil diamankan beberapa jam setelah terjadinya insiden berdarah di ruang tamu rumah korban.
Menurut Agus, pelaku diamankan saat menjalani perawatan di Puskesmas Ranuyoso. Pihaknya lalu mendatangi puskesmas setelah berkoordinasi dengan Polsek Ranuyoso.
Meski sempat mendapat penolakan dari pihak keluarga, tapi akhirnya pelaku berhasil diamankan.
“Karena kejadian ini melibatkan dua warga dari wilayah yang berbeda, akhirnya sepenuhnya proses penyidikan dan lain-lain dilimpahkan ke Satreskrim Polres Probolinggo, pertimbangan kami juga faktor keamanan,” tutur Agus.
Diketahui, Nur Yasin ditebas celurit usai pulang tadarus oleh Kusniadi, Selasa (28/3/23) malam. Belakangan diketahui pembacokan terjadi karena pelaku emosi lantaran istrinya menjalin cinta terlarang dengan korban.(*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R
