Menu

Mode Gelap
Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini Coba Curi Motor di Pasar Maron, Lansia Diamuk Massa Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan

Budaya · 18 Mar 2023 19:51 WIB

Lestarikan Budaya Islam Nusantara, Mahasiswa Gelar Lomba Baca Kitab Kuning


					LOMBA: Suasana lomba kitab kuning yang digelar mahasiswa STAIBU Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

LOMBA: Suasana lomba kitab kuning yang digelar mahasiswa STAIBU Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Lestarikan budaya islam nusantara, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Bustanul Ulum (STAIBU) Lumajang, menggelar lomba membaca dan mengartikan kitab kuning tanpa harakat di auditorium kampus, Jl. Doktren No. 26 Desa Krai Kecamatan Yosowilangun, Sabtu (18/03/2023).

Lomba membaca dan mengartikan kitab tanpa harakat itu sengaja diselenggarakan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Tujuannya, untuk memastikan jika budaya belajar pada kitab tanpa harakat masih diterapkan di Lumajang.

“Sebenarnya ini tugas kuliah namun kebetulan saja mendapatkan atensi dari kampus karena berkaitan erat dengan ideologi kampus kita, yakni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI),” kata ketua panitia lomba, Muhammad Imron.

Dalam lomba ini, terdapat dua kategori penilaian dari panitia. Yakni penilaian pada ketepatan membaca dan kemampuan mengartikan kitab tersebut.

“Ada dua kategori penlaian, baik untuk lomba membaca kitab Fathul Qorib (Fath Al-Qarib) maupun Mabadi’ Asyrah,” ujarnya menjelaskan.

Fath Al-Qarib merupakan kitab pegangan bagi lembaga pendidikan di pesantren. Kitab yang disusun oleh Ibnu Qosim Al-Ghazi ini digunakan bagi umat muslim yang baru mempelajari ilmu fiqih yang terdiri dari empat bagian, yaitu tentang tata cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum islam yang membahas kriminalitas atau jinayat.

Sementara Mabadi’ Asyrah merupakan kitab yang membahas tentang prinsip ilmu syariah, utamanya yang berkaitan dengan hukum dalam islam.

Dalam lomba membaca dan mengartikan kitab tanpa harakat, juri akan menilai ketepatan dan keahlian mengartikan. Bagi yang dianggap memiliki nilai tinggi akan diberikan penghargaan dari kampus.

“Penghargaam diberikan baik kepada peserta maupun lembaga madrasah diniyah tempat para peserta belajar ilmu di pesantren,” Imron memungkasi. (*) 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya