Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Ekonomi · 18 Mar 2023 17:33 WIB

Kendaraan Listrik Menjamur di Lumajang, Bengkel Motor Bisa Gulung Tikar 


					TERANCAM: Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor, Wijen Utomo saat nyervis motor pelanggan. (Asmadi) Perbesar

TERANCAM: Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor, Wijen Utomo saat nyervis motor pelanggan. (Asmadi)

Lumajang,- Dalam beberapa bulan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, cukup gencar sosialisasi dan pengadaan kendaraan listrik. Kebijakan ini rupanya menuai pro-kontra.

Selain soal harga yang masih tinggi, kendaraan listrik juga memiliki jumlah komponen lebih sedikit ketimbang mobil atau motor konvensional.

Bengkel yang menjual spare part dan reparasi kendaraan berbahan bakar konvensional, mulai was-was. Sebab masifnya perkembangan kendaraan listrik, mengancam eksistensi bengkel motor, bahkan berpotensi gulung tikar.

Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor Anugrah Lumajang, Wijen Utomo, mengatakan motor listrik sejatinya jauh lebih menguntungkan konsumen karena hemat biaya perawatan.

Namun, jelas Wijen, peralihan jenis kendaraan dari ko konvensional ke energi listrik, akan sangat menggerus omzet jasa servis bengkel motor yang selama cukup menjanjikan.

“Kami memprediksi ini akan mempengaruhi omzet pelaku usaha otomotif bengkel. Ongkos servis akan lebih murah dan tidak banyak komponen yang diganti secara berkala. Adapun baterai tapi usianya lama sampai lima tahun baru berganti,” kata Wijen, Sabtu (18/3/2023).

Dampak dari menjamurnya motor listrik di Lumajang, sebutnya, tentu juga akan berdampak pada pekerja mekanik. Namun untuk konsumen umum, akan lebih ekonomis.

“Lebih ekonomis untuk konsumen namun untuk kerja mekanik akan berkurang juga. Jasa servis akan jauh berkurang. Tapi nanti pinter-pinternya kita agar dapat bertahan,” katanya.

Wijen menyampaikan, sebagai pelaku usaha otomotif maka harus siap dengan adanya perubahan pola pikir masyarakat yang lebih memilih kendaraan listrik.

Namun, Wijen terus berupaya untuk belajar kompetensi motor listrik bagi peserta didiknya. Hal itu menurutnya, sebagai adaptasi untuk menghadapi era motor listrik.

“Kami akan pelatihan dulu untuk motor listrik. Perubahan ini kami tengah mempersiapkan agar bisa siap menghadapi era motor listrik,” ujarnya.

Sebenarnya, kata Wijen, untuk mempelajari motor listrik tidaklah rumit. Sebab, cara kerja motor listrik tak jauh beda dari motor konvensional secara kelistrikan.

“Dari segi kelistrikan tidak jauh beda dengan motor konvensional. Dalam motor konvensional, komponen kelistrikannya sudah kami pelajari. Tinggal bagaimana meningkatkan kompetensinya saja,” paparnya.

Pria asal Kecamatan Kunir ini menjelaskan, komponen motor listrik yang paling mahal hanya baterai. Harganya pun 50 persen dari harga jual motor listrik. Kendati demikian, pergantian baterai memiliki rentang waktu cukup lama.

“Dari segi komponen baterai memang harus diganti ketika sudah waktunya, usia pakai bisa mencapai 5 tahun. Komponen batrai harganya 50 persen dari harga motor listriknya,” ungkapnya.

Wijen menyakini invasi motor listrik hanya tinggal menunggu waktu. Ia memprediksi, motor listrik akan semakin banyak begitu sumber minyak dunia makin menipis.

“Seperti halnya dulu motor injeksi awal-awal muncul, banyak yang menyebut mahal lah, biaya perawatan besar dari motor karburator. Ketika pabrik motor sudah tidak memproduksi karburator, maka akan beralih semua ke injeksi. Nah analogi ini bisa saja terjadi di motor listrik. Semua orang akan beralih ke motor listrik jika pabrikan tidak lagi memproduksi motor konvensional,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi