Menu

Mode Gelap
Ribuan Pelanggaran Ditindak Polres Pasuruan Kota Selama Operasi Patuh Semeru 2025, Roda Dua Jadi Pelanggar Terbanyak Motif Tewasnya Pria Asal Madiun yang Ditemukan di Sungai Purwosari, Dipicu Dugaan Pelecehan Geger! Mayat Pria Tanpa Identitas Mengambang di Sungai Pekalen Maron Truk Tabrak Pemotor di Jalur Pantura Pesisir, Korban Meninggal Seketika Satu Kartu, Satu Komoditas Tarif Pajak Batu, Pasir, dan Grosok Kini Dibedakan Pendapatan Pajak Pasir Baru Capai Rp8 Miliar hingga Juli, Masih Jauh dari Target

Ekonomi · 18 Mar 2023 17:33 WIB

Kendaraan Listrik Menjamur di Lumajang, Bengkel Motor Bisa Gulung Tikar 


					TERANCAM: Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor, Wijen Utomo saat nyervis motor pelanggan. (Asmadi) Perbesar

TERANCAM: Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor, Wijen Utomo saat nyervis motor pelanggan. (Asmadi)

Lumajang,- Dalam beberapa bulan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, cukup gencar sosialisasi dan pengadaan kendaraan listrik. Kebijakan ini rupanya menuai pro-kontra.

Selain soal harga yang masih tinggi, kendaraan listrik juga memiliki jumlah komponen lebih sedikit ketimbang mobil atau motor konvensional.

Bengkel yang menjual spare part dan reparasi kendaraan berbahan bakar konvensional, mulai was-was. Sebab masifnya perkembangan kendaraan listrik, mengancam eksistensi bengkel motor, bahkan berpotensi gulung tikar.

Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor Anugrah Lumajang, Wijen Utomo, mengatakan motor listrik sejatinya jauh lebih menguntungkan konsumen karena hemat biaya perawatan.

Namun, jelas Wijen, peralihan jenis kendaraan dari ko konvensional ke energi listrik, akan sangat menggerus omzet jasa servis bengkel motor yang selama cukup menjanjikan.

“Kami memprediksi ini akan mempengaruhi omzet pelaku usaha otomotif bengkel. Ongkos servis akan lebih murah dan tidak banyak komponen yang diganti secara berkala. Adapun baterai tapi usianya lama sampai lima tahun baru berganti,” kata Wijen, Sabtu (18/3/2023).

Dampak dari menjamurnya motor listrik di Lumajang, sebutnya, tentu juga akan berdampak pada pekerja mekanik. Namun untuk konsumen umum, akan lebih ekonomis.

“Lebih ekonomis untuk konsumen namun untuk kerja mekanik akan berkurang juga. Jasa servis akan jauh berkurang. Tapi nanti pinter-pinternya kita agar dapat bertahan,” katanya.

Wijen menyampaikan, sebagai pelaku usaha otomotif maka harus siap dengan adanya perubahan pola pikir masyarakat yang lebih memilih kendaraan listrik.

Namun, Wijen terus berupaya untuk belajar kompetensi motor listrik bagi peserta didiknya. Hal itu menurutnya, sebagai adaptasi untuk menghadapi era motor listrik.

“Kami akan pelatihan dulu untuk motor listrik. Perubahan ini kami tengah mempersiapkan agar bisa siap menghadapi era motor listrik,” ujarnya.

Sebenarnya, kata Wijen, untuk mempelajari motor listrik tidaklah rumit. Sebab, cara kerja motor listrik tak jauh beda dari motor konvensional secara kelistrikan.

“Dari segi kelistrikan tidak jauh beda dengan motor konvensional. Dalam motor konvensional, komponen kelistrikannya sudah kami pelajari. Tinggal bagaimana meningkatkan kompetensinya saja,” paparnya.

Pria asal Kecamatan Kunir ini menjelaskan, komponen motor listrik yang paling mahal hanya baterai. Harganya pun 50 persen dari harga jual motor listrik. Kendati demikian, pergantian baterai memiliki rentang waktu cukup lama.

“Dari segi komponen baterai memang harus diganti ketika sudah waktunya, usia pakai bisa mencapai 5 tahun. Komponen batrai harganya 50 persen dari harga motor listriknya,” ungkapnya.

Wijen menyakini invasi motor listrik hanya tinggal menunggu waktu. Ia memprediksi, motor listrik akan semakin banyak begitu sumber minyak dunia makin menipis.

“Seperti halnya dulu motor injeksi awal-awal muncul, banyak yang menyebut mahal lah, biaya perawatan besar dari motor karburator. Ketika pabrik motor sudah tidak memproduksi karburator, maka akan beralih semua ke injeksi. Nah analogi ini bisa saja terjadi di motor listrik. Semua orang akan beralih ke motor listrik jika pabrikan tidak lagi memproduksi motor konvensional,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 55 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Trending di Ekonomi