Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Ekonomi · 11 Mar 2023 18:13 WIB

Petani Menjerit! Harga Pupuk Mahal, Gabah Diobral


					RUGI: Petani padi asal Kecamatan Krejengan, tetap panen meski harga gabah murah. (foto: Ainul Jannah). Perbesar

RUGI: Petani padi asal Kecamatan Krejengan, tetap panen meski harga gabah murah. (foto: Ainul Jannah).

Kraksaan,- Persoalan pupuk subsidi di sejumlah daerah, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo, tak kunjung usai. Selain sulit didapat, harga pupuk juga melangit.

Di Kabupaten Probolinggo, harga pupuk urea bersubsidi sekitar Rp450 ribu per kwintal. Kisaran harga ini dinilai sangat tinggi dan sulit dijangkau oleh para petani.

“Mahal sekali itu, biasanya urea yang subsidi Rp250 ribu/kwintal tapi disini Rp450 ribu/kwintal,” kata salah seorang petani asal Kecamatan Paiton, Saiful Islam, Sabtu (11/3/23).

Dijelaskan Saiful, ditengah mahalnya harga pupuk subsidi, harga gabah hasil panen petani justru murah. Saat ini, gabah kering hanya dihargai Rp4 juta/ton.

Meski murah, namun petani tetap harus menjual gabahnya. “Banyak yang dijual ke tengkulak, diobral, karena petani butuh uang untuk menutupi biaya tanam,” urainya.

“Hasil panen jelas tidak cukup. Itu kalau dihitung-hitung, Rp4 juta itu hanya untuk pupuknya saja. Kalau tiga bulan, itu sudah lebih biayanya,” Saiful menambahkan.

Petani lainnya, Suarno (46) mengatakan, harga pupuk bersubsidi jenis urea di tempatnya berkisar antara Rp440 ribu/kwintal hingga Rp450 ribu/kwintal.

“Ada yang Rp440 ribu ada yang Rp450/kwintal. Itu mahal sekali, kalau yang subsidi aja harganya sampai segitu, apalagi yang non-subsidi,” keluh petani asal Kecamatan Krejengan ini. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 46 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Trending di Ekonomi