Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Ekonomi · 9 Mar 2023 18:36 WIB

Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Lumajang Tembus Rp100/Kg


					PEDAS: Seorang pedagang cabai rawit di Pasar Randuagung Lumajang sedang menunggu pembeli. (*) Perbesar

PEDAS: Seorang pedagang cabai rawit di Pasar Randuagung Lumajang sedang menunggu pembeli. (*)

Lumajang,- Bulan Ramadhan masih dua pekan lagi. Namun harga cabai rawit di pasaran wilayah Kabupaten Lumajang semakin pedas saja.

Salah satu pedagang di Pasar Randuagung, Kecamatan Randuagung, Nurmawati mengatakan, sejak sepekan terakhir ini harga cabai terus mengalami kenaikan.

Bahkan menurutnya, harga komoditas dapur itu naik hampir setiap hari. Kenaikannya berkisar Rp1.500 ribu sampai dengan Rp9.000 per kilogram (kg).

Sebelumnya, kata Nurma, harga cabai rawit masih kisaran Rp60 ribu per kilogram. Namun saat ini, harga cabai rawit telah tembus Rp100 ribu per kilogram.

“Semua harga bahan baku memang sudah mengalami kenaikan. Yang bikin saya kaget itu harga cabai rawit naik jadi Rp 100 ribu per kilogramnya. Padahal sepuluh hari yang lalu harganya masih Rp55 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram,” kata Nurmawati saat ditemui di lapak dagangannya, Rabu (9/3/2023).

Nurma menambahkan, kenaikan harga cabai ini disebabkan minimnya stok cabai dari petani ke Pasar Randuagung.

“Pengiriman dari petani dan pengepul ke pasar mulai berkurang. Makanya harga terus naik. Untuk cabai karena harganya naik, maka pembeli pun berangsur sepi,” tambahnya.

Sementara itu, Musta’in, petani cabai di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Randuagung, menyampaikan, naiknya harga cabai salah satunya disebabkan curah hujan yang terus berlangsung. Padahal saat ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau.

“Banyak tanaman cabai yang rusak disini. Daunnya keriting dan batangnya membusuk lalu mati. Kalau terus begini, mungkin harga cabai akan terus naik,” kata Musta’in saat ditemui di rumahnya.

Sebagian petani baru memasuki musim tanam. Sementara untuk cabai yang mulai berbuah banyak yang rusak. “Karena diguyur hujan terus-menerus,” imbuh dia. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Trending di Ekonomi