Menu

Mode Gelap
Satreskrim Lumajang Ringkus 2 Pelaku Pengeroyokan Sadis di Bayeman Truk Pecah Ban Tabrak Dua Rumah dan Dua Mobil di Purwosari, Sopir Tewas Cegah Kecelakaan, Polisi Uji Kelayakan Jeep Bromo Secara Gratis Koperasi Desa Merah Putih Lumajang Tuntas Dilegalkan Siap Garap Usaha Sesuai Potensi Desa Polisi Tangkap Pelaku Pembuangan Bayi di Pos Kamling, Ternyata Sepasang Muda-mudi Dibawah Umur Jika Sukses, Koperasi Desa Bisa Tambah PAD hingga 30 Persen untuk Desa

Ekonomi · 21 Feb 2023 12:42 WIB

Kreatif! Pemuda di Lumajang Raup Cuan lewat Budidaya Slada Hodroponik


					Kreatif! Pemuda di Lumajang Raup Cuan lewat Budidaya Slada Hodroponik Perbesar

Lumajang,- Bertani kini tidak harus memiliki sawah atau ladang berhektar-hektar. Perkembangan teknologi modern, meniscayakan proses bercocok tanam lebih efektif, efisien dan lebih ekonomis.

Dewasa ini, bioteknologi di bidang pertanian kian digemari masyarakat. Salah satunya bercocok tanam dengan metode hidroponik.

Sistem teknologi hidroponik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media tumbuhnya dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Bercocok tanam dengan teknologi hidroponik sangat cocok dilakukan dilahan sempit seperti pekarangan rumah atau di wilayah perkotaan yang minim ruang terbuka.

Metode hidroponik inilah yang membuat Rofi’i (26), warga Desa Kedawung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang panen cuan. Rofi’i memanfaatkannya pekarangan rumahnya yang hanya berukuran 18×3 meter, untuk budidaya slada.

Meski membutuhkan banyak air sebagai media tanam, menurut Rofi’i, penggunaan sistem ini justru tidak membuat biaya air dan listriknya membengkak. Lantaran air tidak diserap tanah dan justru disirkulasikan ke dalam wadah seperti pipa.

Rofi’i mengaku sudah menggeluti budidaya sayuran hidroponik ini selama 2 tahun terakhir. Hasilnya, ternyata cukup memuaskan.

Menurut Rofi’i, budidaya selada ini cukup mudah. Bibit-bibit selada yang masih berupa biji disemai pada spon atau busa.

Spon yang disediakan, sebelumnya dibentuk dan dipotong sedemikian rupa untuk menyesuaikan skema penanaman selada.

Setelah berusia satu minggu dan tumbuh daun, barulah selada dipindah ke rumah hidroponik. Di tempat ini, rancang pipa dan sistem irigasinya sudah siap serta telah teraliri air.

Selain itu, kadar PH (tingkat keasaman) air juga harus dijaga, air juga dipastikan dalam tempat penampung yang tak terkena matahari langsung. Setelah berusia 30 hari, barulah selada sudah bisa dipanen.

“Proses penyemaian satu minggu lalu dipindah sekitar 30 harian baru bisa dipanen,” kata Rofi’i saat ditemui di pekarangan miliknya, Selasa (21/2/2023).

Usai dipanen, selada kemudian dikemas untuk dijual ke pelanggan-pelanggan seperti pemilik restoran maupun usaha katering.

“Penjualannya sementara masih dalam kota, kebanyakan ke restoran-restoran sama usaha katering,” ia menambahkan.

Dari budidaya selada air ini, Rofi’i mengaku bisa meraup cuan hingga Rp4-5 juta per bulan. Selain sistem budidaya yang mudah, Rofi’i memilih selada air hidroponik lantaran harganya cukup stabil dibanding sayuran lain.

Bahkan, ia kerap kewalahan melayani permintaan pembeli mengingat tingginya permintaan sayuran tanpa pestisida tersebut. “Permintaannya tinggi, bahkan sampai kekurangan stok,” pungkasnya. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 64 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Aroma dan Warna Unggulan, Tembakau Lumajang Jadi Incaran Pabrikan Premium

22 September 2025 - 10:33 WIB

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Trending di Ekonomi