Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 21 Feb 2023 12:42 WIB

Kreatif! Pemuda di Lumajang Raup Cuan lewat Budidaya Slada Hodroponik


					Kreatif! Pemuda di Lumajang Raup Cuan lewat Budidaya Slada Hodroponik Perbesar

Lumajang,- Bertani kini tidak harus memiliki sawah atau ladang berhektar-hektar. Perkembangan teknologi modern, meniscayakan proses bercocok tanam lebih efektif, efisien dan lebih ekonomis.

Dewasa ini, bioteknologi di bidang pertanian kian digemari masyarakat. Salah satunya bercocok tanam dengan metode hidroponik.

Sistem teknologi hidroponik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media tumbuhnya dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Bercocok tanam dengan teknologi hidroponik sangat cocok dilakukan dilahan sempit seperti pekarangan rumah atau di wilayah perkotaan yang minim ruang terbuka.

Metode hidroponik inilah yang membuat Rofi’i (26), warga Desa Kedawung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang panen cuan. Rofi’i memanfaatkannya pekarangan rumahnya yang hanya berukuran 18×3 meter, untuk budidaya slada.

Meski membutuhkan banyak air sebagai media tanam, menurut Rofi’i, penggunaan sistem ini justru tidak membuat biaya air dan listriknya membengkak. Lantaran air tidak diserap tanah dan justru disirkulasikan ke dalam wadah seperti pipa.

Rofi’i mengaku sudah menggeluti budidaya sayuran hidroponik ini selama 2 tahun terakhir. Hasilnya, ternyata cukup memuaskan.

Menurut Rofi’i, budidaya selada ini cukup mudah. Bibit-bibit selada yang masih berupa biji disemai pada spon atau busa.

Spon yang disediakan, sebelumnya dibentuk dan dipotong sedemikian rupa untuk menyesuaikan skema penanaman selada.

Setelah berusia satu minggu dan tumbuh daun, barulah selada dipindah ke rumah hidroponik. Di tempat ini, rancang pipa dan sistem irigasinya sudah siap serta telah teraliri air.

Selain itu, kadar PH (tingkat keasaman) air juga harus dijaga, air juga dipastikan dalam tempat penampung yang tak terkena matahari langsung. Setelah berusia 30 hari, barulah selada sudah bisa dipanen.

“Proses penyemaian satu minggu lalu dipindah sekitar 30 harian baru bisa dipanen,” kata Rofi’i saat ditemui di pekarangan miliknya, Selasa (21/2/2023).

Usai dipanen, selada kemudian dikemas untuk dijual ke pelanggan-pelanggan seperti pemilik restoran maupun usaha katering.

“Penjualannya sementara masih dalam kota, kebanyakan ke restoran-restoran sama usaha katering,” ia menambahkan.

Dari budidaya selada air ini, Rofi’i mengaku bisa meraup cuan hingga Rp4-5 juta per bulan. Selain sistem budidaya yang mudah, Rofi’i memilih selada air hidroponik lantaran harganya cukup stabil dibanding sayuran lain.

Bahkan, ia kerap kewalahan melayani permintaan pembeli mengingat tingginya permintaan sayuran tanpa pestisida tersebut. “Permintaannya tinggi, bahkan sampai kekurangan stok,” pungkasnya. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 60 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi