Menu

Mode Gelap
Pemkab Jember Kekurangan SDM, Target Peningkatan Populasi Sapi Terancam Gagal Tanpa Identitas dan Pakaian, Pria Ini Ditemukan Tewas di Pantai Selatan Lumajang Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru Warga Pilang Kota Probolinggo Ditemukan Tewas Setelah Berhari-hari Mengurung Diri di Kamar Pacar Didekati Pria Lain, Pemuda Asal Winongan Ditangkap Bawa Pedang ke Warung Kopi Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

Nasional · 16 Jan 2023 10:36 WIB

Kondisi Gunung Semeru di Lumajang, Tiap 6 Jam Alami Erupsi


					Kondisi Gunung Semeru di Lumajang, Tiap 6 Jam Alami Erupsi Perbesar

Lumajang,- Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Lumajang hingga saat ini, Senin (16/01/2023) pagi, terpantau fluktuatif. Pengamatan visual 6 jam terakhir, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terpantau alami 16 kali letusan dengan tinggi kolom asap mencapai 300-500 meter.

Guguran lava juga terpantau dengan jarak luncur 500-700 meter yang mengarah ke sisi tenggara atau mengarah ke Besuk Kobokan. Selain itu suara guruh letusan Gunung Semeru juga terdengar hingga permukiman warga.

Data laporan periodik Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, dalam 6 jam terakhir mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, aktivitas kegempaan tercatat gempa letusan sebanyak 16 kali dengan amplitudo maksimal 10-22 milimeter dengan durasi 54-120 detik.

“Terjadi 16 kali gempa letusan selama 6 jam terakhir, 5 kali gempa guguran, 3 kali gempa hembusan, dan 1 kali gempa vulkanik dalam” kata Sigit Rian Alfian, petugas Pos PGA Semeru.

Meski hingga saat ini peningkatan aktivitas Gunung Semeru belum mengakibatkan dampak langsung ke masyarakat di kaki Gunung Semeru, namun petugas mengimbau agar masyarakat tetap waspada, karena status Gunung Semeru masih level 3 siaga.

“Sesuai rekomendasi PVMBG masyarakat dilarang beraktivitas apapun di radius 13 kilometer dari puncak Gunung Semeru, diluar jarak tersebut masyarakat juga dilarang beraktivitas dijarak 500 meter dari sepadan sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar sejauh 17 kilometer dari puncak,” tutur Sigit.

Sigit juga mendorong masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

“Lalu mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ucap dia menambahkan. (*)

Editor : Mohamad S
Publisher : Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemerintah Pusat Nilai Jatim Layak Jadi Role Model Penanggulangan Bencana

24 Juli 2025 - 15:18 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

Model Nasional Desa Berbasis Kearifan Lokal, Senduro Jawab Tantangan Iklim

8 Juli 2025 - 16:25 WIB

Jasad Sopir Korban Kecelakaan Kapal Selat Bali Tiba di Rumah Duka, Keluarga Histeris

4 Juli 2025 - 07:20 WIB

Trending di Nasional