Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Religi & Pesantren · 7 Des 2022 16:45 WIB

PWNU Usulkan Literasi Warga Negara Berbasis Agama untuk Kalangan Milenial


					PWNU Usulkan Literasi Warga Negara Berbasis Agama untuk Kalangan Milenial Perbesar

Probolinggo,- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) mengusulkan panduan literasi kewarganegaraan berbasis agama untuk kalangan generasi milenial kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hal itu bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan perdamaian melalui jejaring internet.

Hal tersebut disampaikan Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah saat acara halaqah fiqih yang diadakan PBNU di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo Rabu (7/12/2022).

Menurut Kiai Mutawakkil, panduan literasi tersebut ditujukan kepada generasi milenial atau generasi Z yang sangat erat dengan aktivitas di dunia maya ataupun internet. Sehingga dianggap perlu adanya panduan literasi yang aplikatif dari pihak PBNU.

Hal tersebut juga bertujuan untuk menjaga hubungan perdamaian di dalam internal negara, maupun di luar negara Indonesia. Karena, saat ini ruang-ruang dunia maya ini perlu dijelajahi oleh PBNU untuk memberikan pencerahan pada generasi milenial.

“Apalagi saat ini PBNU sudah mendunia dan menjadi kiblat perdamaian dunia oleh negara-negara lain saat ini,” ungkap Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.

Lebih lanjut Kiai Mutawakkil menjelaskan, literasi kewarganegaraan berbasis agama tersebut, merupakan agama yang kaffah (komprehensif). Begitupun PBNU saat ini memiliki aset yang cukup besar dari kalangan ulama yang mempuni di bidang fiqih.

Menurutnya, qoidul fikiah atau ilmu sosial yang dimiliki saat ini telah terbangun secara lentur pada persoalan-persolan sosial masyarakat saat ini. Baik yang klasik maupun modern.

“Itu sudah ada. Sehingga saya merasa perlu PBNU untuk mengambil langkah-langkah seperti itu,” jelas Kiai Mutawakkil.

“Isu perbedaan pendapat hubungan agama dan negara di tengah masyarakat masih terus bergulir. Oleh karena itu PBNU mengkaji isu itu,” pungkasnya.

Sekadar informasi, dalam acara halaqah fiqh dan ushul fiqh yang diadakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tersebut dihadiri oleh Dr. KH. Hilmy Muhammad, dari Krapyak, Yogyakarta dan KH. Muhammad Silahuddin.(*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar

2 Agustus 2025 - 08:22 WIB

Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir

1 Agustus 2025 - 20:27 WIB

Jalur Piket Nol Makai Sistem Buka-Tutup Untuk Menghindari Kepadatan Lalulintas

31 Juli 2025 - 17:50 WIB

Medan Ekstrem, BPBD Lumajang Distribusikan Bantuan ke Sumberlangsep Pakai Alat Berat Terjang Sungai

31 Juli 2025 - 17:18 WIB

Beredar Video KA Angkut BBM ke Jember, KAI: Itu Hoaks

30 Juli 2025 - 19:50 WIB

Pasokan BBM Bertambah, Antrean SPBU di Jember Berangsur Normal

30 Juli 2025 - 19:30 WIB

Penerima PKH di Lumajang Tak Lagi Wajib Pasang Tulisan ‘Keluarga Miskin’

30 Juli 2025 - 18:28 WIB

Warga Jember Beli BBM Hingga 250 Liter di Lumajang, Sebagian Dijual Kembali

30 Juli 2025 - 11:48 WIB

Harga BBM Eceran di Lumajang Tembus Rp35 Ribu per Botol

30 Juli 2025 - 11:14 WIB

Trending di Sosial