Mantap! Sepatu Sutra Karya Disabilitas Pasuruan Tembus Pasar Internasional

Pasuruan,- Memiliki keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang untuk berkarya. Jika diarahkan dengan baik, kemampuan seorang disabilitas bisa melebihi kemampuan orang normal pada umumnya.

Di Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur misalnya, sejumlah disabilitas yang tergabung dalam Koperasi Kupu Sutra mampu membatik dan memproduksi sepatu dari bahan sutra.

Proses pembuatan sepatu sutra, berawal dari kepompong dari serat sutra yang kemudian direndam dan direbus dengan air panas. Setelah itu, serat sutra dipintal menjadi benang sutra.

Benang sutra kemudian ditenun menjadi kain sutra. Lalu kain diwarnai sesuai kebutuhan. Selanjutnya dicetak dan dijahit kemudian dilem sebelum dipasang alas sepatu. Setiap sepatu dibandrol dengan harga mulai Rp1,5 juta sampai Rp2 juta.

Menurut Indawari, Pengurus Koperasi Kupu Sutra, tujuan melibatkan disabilitas dalam asah kreativitas ini, supaya kaum disabilitas mempunyai kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan.

“Karena disabilitas kalau bekerja di lingkup formal tidak bisa dan biasanya dipandang sebalah mata,” kata Indawari.

Para disabilitas ini, dibagi menjadi bebrapa kelompok. Ada yang bagian budidaya ulat sutra, ada juga yang dilibatkan dalam pemintalan dari kepompong ulat sutra menjadi benang, hingga membatik ecoprint dan packaging.

“Kalau tenun kita tidak merekomendasikan, yang dibutuhkan orang yang sempurna karena rumit dan benangnya kecil-kecil,” jelasnya.

Karya disabilitas ini juga pernah dipamerkan di beberapa pameran internasional. Mulai dari event balapan di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga event KTT G20 Indonesia di Nusa Dua Bali. Bahkan karya mereka telah beredar ke luar negeri.

“Sementara ini produk kita banyak ke Jepang, Australia dan Belanda. Di KTT G20 kemarin kita dapat tawaran ke Amsterdam,” kata ketua Koperasi Kupu Sutra, Ariyanto Nugroho.

Baca Juga  Jazz Gunung 2021 Sukses Pukau Penonton

Menurut Ariyanto, bisnis yang dikelola oleh Koperasi Kupu Sutra ini merupakan bisnis sosial. Sebab sebagian besar yang mengerjakan produk adalah penyandang disabilitas.

“Total ada 30 disabilitas, mulai pekerjaan awal sampai akhir kita libatkan semua,” jelas Ariyanto.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

Nelayan di Lumajang Ramai-ramai Beralih Gunakan Gas LPG, Apa Sebabnya?

Lumajang,- Sejumlah melayan di Kabupaten Lumajang beralih menggunakan gas LPG, karena lebih irit dibandingkan Bahan …