Menu

Mode Gelap
Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji

Religi & Pesantren · 23 Okt 2022 13:01 WIB

Mengenal Ning Syifa, Pengasuh Pesantren yang Jadi Pebisnis Ulung


					PEBISNIS: Pengasuh Pondok Pesantren Baitus Sholihin Genggong, Ning Syifa, saat berada di toko butik miliknya. (foto: Haliza) Perbesar

PEBISNIS: Pengasuh Pondok Pesantren Baitus Sholihin Genggong, Ning Syifa, saat berada di toko butik miliknya. (foto: Haliza)

Pajarakan,- Namanya Syiblia Hafsa Hasinah Iramani (30). Namun wanita kelahiran 26 Oktober 1992 silam, lebih dikenal dengan panggilan Ning Syifa.

Tak heran jika didepan nama wanita berhijab itu tersemat Ning. Sebab ia adalah salah satu dewan pengasuh Pondok Pesantren Baitus Sholihin Genggong Timur, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.

Ditengah kesibukannya menjadi pengasuh pesantren sekaligus menjadi ibu rumah tangga bagi 3 orang anak dan suaminya, nyatanya tak menghalangi bakat bisnis Ning Syifa.

Saat ini, Ning Syifa menggeluti dunia fashion dengan mendirikan butik. Setidaknya, hal itu diketahui dari akun instagramnya @zineyshopp yang sudah diikuti ribuan followers.

“Alhamdulillah, usaha fashion ini sudah saya jalani kurang lebih 13 tahun,” tutur Ning Syifa saat berbincang dengan wartawan PANTURA7.com.

Menurutnya, salah satu tujuannya berbisnis adalah menelurkan semangat bagi umat Islam untuk mandiri ekonomi yakni dengan berniaga. Jika perekonomian umat islam kokoh, maka kemajuan peradabannya bakal lebih mudah.

“Dengan begitu, maka perekonomian Islam akan bangkit. Agama (juga) tidak akan mudah terjual dengan (iming-iminh) ekonomi,” jelas istri KH. Mohammad Hasan Maulana atau Nun Diego ini.

Teladani Siti Khadijah RA

Ia menyampaikan, perempuan harus bisa meneladani Sayyidah Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW. Perempuan yang bisa menjadi saudagar kaya dan tidak pasrah dengan kodrat sebagai ibu rumah tangga.

Selain itu, imbuhnya, tujuannya berbisnis adalah menyediakan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan sekaligus sebagai ladang dakwah dalam kapasitasnya sebagai pengasuh pesantren.

“Karyawan toko saya saat ini ada yang non muslim. Saya berharap, semoga nanti dia bisa menjadi mualaf,” tuturnya.

Ning Syifa mengaku, menjalani hidup multi peran sama sekali tidak membebaninya. Justru ia senang dapat berbagi waktu dengan keluarga, santri dan customernya sekaligus.

“Awalnya sih menjadi tantangan berat, tapi lama kelamaan menjadi hal biasa. Apalagi saya selalu didukung oleh suami dan orang tua, juga diiringi dengan banyak berdoa dan ikhtiar,” ungkap dia.

Dididik Mandiri

Dengan berbisnis, dijelaskan Ning Syifa, wawasan menjadi lebih luas dan tidak hanya berkutat di rumah dan lingkungan pesantren.

Sejak kecil, ia juga sudah dididik untuk mandiri oleh kedua orang tuanya, terutama sang ayah, KH. Muhammad Hasan Ainul Yaqin atau Gus Nunung.

“Alhamdulillah didikan orang tua sejak kecil yang menjadikan saya seperti ini, saya selalu diajarkan untuk mandiri dan mau capek. Tujuannya nanti agar tidak selalu bergantung kepada orang tua dan suami,” tambahnya.

Putri Gus Nunung dengan Ning Debby Fera Masari Irama (anak Rhoma Irama) ini berharap, santri-santrinya di pesantren, tidak ragu untuk menggeluti bisnis jika nantinya mereka sudah keluar dari pesantren.

“Jangan pernah menjadi perempuan yang tidak mempunyai prestasi apapun. Jangan menjadi perempuan yang mudah goyah, harus bisa menjadi perempuan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” harapnya.

Diketahui, saat ini Ning Syifa tidak hanya menjadi pemilik toko butik, yang dijual secara online dan offline. Selain itu, ia juga membuka bisnis snack serta fried chicken. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 546 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Trending di Ekonomi